Rabu, 30 Desember 2009

MASALAH UMUM DAN MASALAH ETIKA DALAM PEMASARAN LANGSUNG

Pemasaran langsung dan pelanggannya biasanya menikmati hubungan yang saling menguntungkan. Namun, terkadang muncul sisi gelapnya, yaitu:

1.Gangguan
Banyak orang tidak senang dengan peningkatan jumlah permintaan pemasaran langsung yang agresif, yang paling mengganggu adalah telepon pada saat makan malam atau larut malam, penelpon yang kurang terlatih, dan telepon terkomputerisasi yang ditempatkan pada pesawat rekaman pesan otomatis.

2.Ketidakadilan
Beberapa pemasar langsung memanfaatkan pembeli yang ceroboh atau yang kurang canggih. Acara-acara belanja TV dan infomersial mungkin merupakan biang keladi yang paling jahat dengan pembawa acara yang lancer berbicara dan klaim potongan harga yang drastis.

3.Penipuan dan Kecurangan
Beberapa pemasar langsung merancang surat dan menulis naskah yang dimaksudkan untuk menyesatkan pembeli. Mereka mungkin melebih-lebihkan ukuran produk, pengakuan kinerja, atau “harga ecerannya.”

4.Pelanggaran Kerahasiaan Pribadi
Tampaknya setiap kali konsumen memesan produk melalui surat atau telepon, mengikuti undian, melakukan permohonan kartu kredit, atau berlangganan majalah, mungkin nama, alamat, dan perilaku pembelian mereka dimasukkan ke dalam beberapa basis data perusahaan. Para kritikus khawatir pemasar mungkin mengetahui terlalu banyak tentang kehidupan pelanggan, dan mereka mungkin menggunakan pengetahuan ini untuk mengambil keuntungan yang tidak jujur.

Orang-orang dalam industri pemasaran langsung mencoba untuk mengatasi masalah-masalah ini. Mereka tahu bahwa, jika tidak diselesaikan, masalah-masalah semacam itu akan menimbulkan sikap konsumen yang makin negatif, tingkat tanggapan yang lebih rendah, dan kebutuhan dikeluarkannya peraturan Negara bagian dan federal yang lebih banyak. Dalam analisis akhir, kebanyakan pemasar langsung menginginkan hal yang sama sebagaimana diinginkan konsumen: tawaran pemasaran yang jujur dan dirancang baik, yang hanya diarahkan kepada konsumen yang akan menghargai untuk mendengar tawaran tersebut.

Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)

MENGKOORDINASI MEDIA UNTUK MEMBANGUN EKUITAS MEREK

Kaitan Merek yang Lemah
Untuk membangun ekuitas merek, efek komunikasi yang diciptakan oleh iklan harus dikaitkan dengan merek. Seringkali, kaitan-kaitan semacam itu sulit diciptakan karena:
1.Kekusutan Kompetitif
Iklan yang bersaing dalam kategori produk dapat menciptakan “gangguan” dan kekacauan konsumen seperti ke mana iklan menunjuk dan mau membawa produk yang mana.
2.Muatan dan Struktur Iklan
Walaupun taktik “kepentingan pinjaman” (borrowed interest) bisa menarik perhatian konsumen, pengolahan yang dihasilkan mungkin tidak menciptakan asosiasi merek yang kuat.
3.Keterlibatan Konsumen
Konsumen mungkin tidak memiliki minat yang inheren terhadap kategori produk atau jasa atau mungkin kekurangan pengetahuan tentang merek khusus. Hasilnya mengurangi motivasi konsumen dan kemampuan untuk mengolah, juga beralih ke kaitan merek yang lemah.


Menguatkan Efek Komunikasi
Iklan bisa berfungsi dalam pengertian bahwa efek komunikasi disimpan dalam memori. Namun iklan bisa gagal dalam arti bahwa efek komunikasi ini tidak dapat diakses ketika konsumen mengambil keputusan penting berhubungan dengan merek. Untuk menghadapi masalah ini, satu taktik yang lazim adalah membuat nama merek dan informasi kemasan menjadi terkemuka dalam iklan.
Sayangnya, walaupun konsumen lebih mampu mengingat merek yang diiklankan dengan taktik ini, tidak banyak informasi lain tentang merek yang benar-benar diingat.
Tiga strategi yang secara potensial lebih efektif adalah mutu dan keterkenalan (signature) merek, isyarat menemukan kembali iklan dan interaksi media.

1.Mutu dan Keterkenalan Merek
Mutu dan keterkenalan merek adalah cara untuk mengidentifikasi merek pada konklusi iklan TV atau radio atau memajang merek dalam sebuah iklan cetak. Mutu dan keterkenalan merek memberikan satu sambungan yang mulus dengan iklan secara keseluruhan.

2.Isyarat Menemukan Kembali Iklan
Isyarat menemukan kembali iklan merupakan sebuah visual penting, sebuah slogan yang menarik, atau unsur apa saja dalam iklan yang unik yang berfungsi sebagai pengingat yang efektif bagi konsumen.
Isyarat menemukan kembali iklan dapat ditempatkan dalam took (pada kemasan atau sebagai bagian dari shelf-taker atau beberapa alat titik pembelian lainnya), digabungkan dengan promosi (kupon FSI), dimasukkan sebagai bagian dari daftar direktori yellow pages, atau ditanamkan dalam opsi komunikasi pemasaran apa pun di mana pengingatan akan efek-efek komunikasi dapat menguntungkan.

3.Interaksi Media
Ikaln pengukuhan cetak dan radio atau iklan TV- di mana konsumen video dan audio dari sebuah layanan iklan TV berfungsi sebagai basis untuk jenis iklan lain-dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengangkat efek-efek tersebut lebih erat dengan merek.
Strategi media yang kemungkinan bermanfaat walaupun jarang dimanfaatkan adalah menjalankan secara eksplisit iklan radio dan iklan cetak yang terkait sebelum iklan TV yang menyertainya. Iklan cetak dan radio meningkatkan motivasi konsumen untuk mengolah iklan TV yang semakin “komplit”.

Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)

SEPULUH CARA MENGHASILKAN GAGASAN PRODUK BARU YANG BESAR

1.Lakukanlah pertemuan-pertemuan informal di mana kelompok-kelompok pelanggan bertemu dengan insinyur dan desainer perusahaan untuk membahas masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan dan bertukar pikiran tentang kemungkinan-kemungkinan solusinya.
2.Sediakanlah waktu untuk tidak masuk kerja-waktu untuk melakukan pencarian-bagi karyawan teknik untuk mengerjakan proyek-proyek kesukaan mereka sendiri.
3.Tetapkanlah pertemuan-pertemuan tukar pikiran dengan pelanggan sebagai ciri standar kunjungan ke pabrik.
4.Lakukanlah survey terhadap pelanggan anda: Cari tahulah apa saja yang mereka sukai dan tidak sukai mengenai produk-produk anda dan pesaing anda.
5.Lakukanlah riset yang “mengusik” atau “mengganggu” bersama pelanggan, sebagaimana dilakukan Fluke dan Hewlett-packard.
6.Gunakanlah giliran berulang-ulang: sekelompok pelanggan dalam satu ruangan, yang memusatkan perhatian untuk mengidentifikasi berbagai masalah, dan sekelompok karyawan teknik Anda di ruangan berikut, yang akan mendengarkan dan memikirkan solusinya. Solusi-solusi yang diusulkan kemudian diuji langsung dalam kelompok pelanggan tersebut.
7.Ciptakanlah pencarian kata kunci yang terus-menerus akan mencari terbitan-terbitan perdagangan di berbagai Negara untuk melihat pengumuman produk baru dan seterusnya.
8.Perlakukanlah pameran-pameran dagang sebagai misi intelijen, di mana Anda melihat semua yang baru dalam industri Anda di bawah satu atap.
9.Mintalah karyawan teknik dan pemasaran Anda mengunjungi Laboratorium pemasok-pemasok Anda dan menyediakan waktu bersama karyawan teknik mereka-cari tahulah apa saja yang baru.
10.Ciptakanlah ruang gagasan, dan biarkanlah itu terbuka dan mudah diakses. Biarkanlah karyawan mengkaji gagasan-gagasan tersebut dan menambahkan sesuatu yang membangun ke dalamnya.

Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)

Selasa, 29 Desember 2009

PERIKLANAN

Tujuan Iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan iklan harus mengalir dari keputusan-keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, pemosisian pasar, dan program pemasaran. Sehingga tujuan iklan untuk memperoleh konsumen dan pasar akan terlaksana dengan baik.

5 faktor khusus yang harus dipertimbangkan pada saat menetapkan anggaran iklan:

1.Tahap dalam siklus hidup produk : Produk baru biasanya mendapat anggaran iklan yang besar guna membangun kesadaran dan mengupayakan pelanggan agar mencobanya.
2.Pangsa pasar dan basis konsumen : Merek berpangsa pasar tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit pengeluaran iklan, dengan hanya sekian persen dari penjualan, guna mempertahankan pangsanya. Untuk memperbesar pangsa dengan meningkatkan ukuran pasar, diperlukan pengeluaran yang lebih besar. Berdasarkan biaya per impresi, akan lebih murah menjangkau konsumen suatu merek yang sudah digunakan secara luas dari pada untuk menjangkau konsumen merek berpangsa kecil.
3.Persaingan dan gagasan : Dalam pasar yang memiliki sejumlah besar pesaing dan pengeluaran iklan yang tinggi, suatu merek harus diiklankan secara besar-besaran untuk didengar. Bahkan, gangguan yang sederhana pun dari iklan yang tidak langsung bersaing dengan merek tersebut akan menyebabkan kebutuhan iklan yang lebih besar.
4.Frekuensi iklan : Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pesan merek tersebut kepada konsumen mempunyai dampak penting terhadap anggaran iklan.
5.Daya subsitusi produk : Merek-merek dalam kelas komoditas (rokok, bir, minuman ringan) memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang berbeda. Iklan juga berperan penting jika suatu merek dapat menawarkan manfaat atau cirri fisik yang unik.

Dalam sebuahkajian tentang alokasi anggaran, Low dan Mohr menemukan bahwa para manajer mengalokasikan biaya lebih sedikit untuk iklan ketika merek beralih ke fase yang lebih matang pada daur hidup produk; ketika sebuah merek terdiferensiasikan dengan baik dari persaingan; ketika manajer memiliki pengalaman lebih kecil dengan perusahaan.


Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)

BAGAIMANA MELAKUKAN PENJUALAN DI SAAT-SAAT YANG SULIT

Dengan suatu kampanye iklan terbaik dari berbagai merek terkenal di dunia mengetahui banyak tentang apa yang berfungsi dalam masa ekonomi yang baik dan juga buruk. Di sini ada 6 tips, yaitu:

1.Ciptakan kehebohan: Selama saat-saat meledak, tidak ada orang yang dapat didengar karena tertutup keriuhan. Dalam masa-masa yang yang lebih seret, setiap orang akan muncul dengan pesan yang kreatif-dan mendapatkan keuntungan pada para pesaing yang sudah menjadi tenang.
2.Terbukalah: Para pelanggan mencari merek yang dapat dipercaya. Anda harus memberikan kepada orang pengertian tentang siapa Anda sesungguhnya sebagai merek-apa yang Anda yakini atau yang Anda dukung.
3.Percaya pada diri Anda: Jangan menunjukkan iklan pada kelompok-kelompok focus, atau dengan kata lain janganlah sampai meniru apa yang orang lakukan, kalau bisa buatlah yang lebih unik dari pesaing Anda lakukan, dalam hal untuk memperoleh dan menarik pelanggan.
4.Lupakan televise: Karena televise itu mahal dan tidak selalu perlu, karena masih banyak orang yang belum mempunyai televise. Lebih baik memasang iklan dengan menggunakan media yang lebih murah dan mudah dilihat didengar orang, misalnya dengan poster, brosur dan buklet, siaran radio dan dari sisipan kemasan,dll.
5.Bidiklah sekolompok orang: Bidiklah atau jadikanlah strategi dalam suatu acara khusus atau pesta dengan mempromosikan produk anda dalam acara tersebut.
6.Bujuk atau pancinglah mereka ke web: Gunakanlah intrik untuk menarik pelanggan kepada situs web merek-alat pemasaran yang paling efisien.

Dan carilah pelanggan bukan demi keuntungan semata, Artinya berusaha untuk mendapatkan untung tapi tidak terlalu membandingkan dengan pesaing yang mengambil keuntungan besar. Jadi lebih kecil keuntungan yang didapat tapi banyak pelanggan, dari pada besar keuntungan tapi sedikit pelanggan.

Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)

MEMAHAMI DAMPAK IKLAN DAN PROMOSI

Lembaga Sumber daya Informasi (IRI-Information Resources Institute) memberikan satu pengujian yang unik dan mendalam tentang bagaimana iklan berfungsi. IRI meninjau hasil dari 389 studi riset yang dilakukan selama periode tujuh tahun dan menawarkan prinsip-prinsip umum berikut menyangkut iklan dan efektivitas promosi:

1.Bobot iklan sendiri tidak cukup: Kasarnya hanya setengah dari rencana iklan TV yang berbobot memiliki efek yang dapat diukur pada penjualan. Walaupun bila iklan-iklan itu memiliki efek, sering efeknya lebih besar terhadap produk baru atau perluasan lini disbanding pada merek-merek yang mapan.
2.Iklan TV itu lebih mungkin untuk berfungsi bila ada perubahan dalam copy atau strategi media (strategi copy baru atau perluasan pasar sasaran).
3.Bila iklan berhasil dalam meningkatkan penjualan, dampaknya berlangsung melebihi jauh dari periode pengeluaran puncak: Bukti terbaru menunjukkan efek positif jangka panjang yang berlangsung sampai dua tahun setelah pengeluaran puncak. Lagi pula, peningkatan penjualan jangka panjang yang dihasilkan hampir dua kali peningkatan penjualan yang diobservasi dalam tahun pertama kenaikan pengeluaran iklan.
4.Sekitar 20% dari rencana iklan terbayar dalam jangka pendek: Akan tetapi, bila efek jangka panjang dari iklan dipertimbangkan, adalah mungkin bahwa kebanyakan rencana iklan yang menunjukkan efek besar terhadap eksperimen kabel terpisah akan terlunasi.
5.Promosi hampir selalu memiliki dampak yang dapat diukur terhadap penjualan. Akan tetapi, efeknya biasanya sangat singkat.
6.Statistik pelunasan promosi suram: Kasarnya 16 % dari promosi dagang dapat menghasilkan laba. Lagi pula, efek promosi sering berjangka sangat singkat, kecuali produk baru.
7.Statistik tentang pelunasan iklan dan promosi diatas menunjukkan bahwa banyak merek mengeluarkan biaya berlebih di bidang dukungan pemasaran: Banyak kelas pengeluaran dapat dikurangi dengan meningkatkan laba.
8.Pengalokasian dana pemasaran mencakup pencarian terus-menerus terhadap program pemasaran yang menawarkan pendapatan tertinggi dalam dolar pemasaran: Ganti rugi antara iklan dagang, dan promosi konsumen dapat sangat menghasilkan laba bila didasarkan pada system evaluasi yang andal dengan mengukur produktivitas ini pada setiap titik waktu.
9.Tren terkini ke arah pengeluaran promosi tidak baik dilihat dari segi produktivitas pemasaran: Bila kerugian promosi strategik dimasukkan, artinya, kehilangan control atas perdagangan dan pelatihan konsumen untuk membeli hanya pada saat transaksi, masalahnya adalah mendorong dilakukannya evaluasi ulang atas praktek terkini dan system insentif yang bertanggung jawab terhadap tren itu.

Sebuah studi yang dilakukan oleh IRI pada tahun 2004 atas 23 merek mengukuhkan penegasan ini, yang menemukan bahwa iklan sering tidak meningkatkan penjualan untuk merek-merek yang matang atau kategori-kategori yang sedang merosot.

Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)

Selasa, 10 November 2009

Dampak Iklan Pada Masyarakat & Ekonomi

Ketika pertumbuhan ekonomi memacu pembangunan suatu bangsa, maka indikator-indikator berikut ini akan tampak jelas:

1.Sarana dan prasarana transportasi antarkota atau antardaerah berjalan dengan baik.
2.Hubungan telekomunikasi antardaerah semakin baik.
3.Daerah-daerah perumahan dan industri baru bermunculan di sektor kota-kota besar.

Ada beberapa manfaat iklan bagi pembangunan masyarakat dan ekonomi, antara lain sebagai berikut:

1.Iklan memperluas alternatif bagi konsumen.
Dengan adanya iklan konsumen dapat memilih berbagai macam produk yang ada hingga pada akhirnya menimbulkan adanya pilihan.
2.Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya.
Iklan-iklan yang secara gagah tampil di hadapan masyarakat dengan ukuran besar dengan logo yang sangat cantik menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa produsen yang membuatnya bonafid dan produknya bermutu.
3.Iklan membuat orang kenal, ingat dan percaya.
4.Iklan membuat orang tahu akan kebutuhannya dan dimana ia dapat memperoleh kebutuhannya itu.
5.Iklan secara tidak langsung telah ikut membantu memajukan perekonomian Negara.
Iklan berperan penting dalam mendukung keberhasilan suatu bidang usaha atau bertambahnya penjualan, dan ini semua menghasilkan penambahan lapangan kerja.

Referensi Manajemen Periklanan-Rhenald Kasali

Rabu, 04 November 2009

Hubungan Iklan dan Bisnis di Tengah Peradaban Modern

Pada era modern iklan telah menjadi kesatuan dalam hidup kita. Sebagai konsumen kita adalah sasaran iklan, yang mengisi hamper setiap waktu dari kehidupan kita.
Mungkin pada pagi hari di radio anda, penyiar radio mengucapkan selamat pagi dan menyampaikan kabar cuaca pada hari itu yang diselingi oleh musik dan jingle berbagai iklan sebuah produk.
Ketika setelah sarapan dan minum kopi, mungkin Koran pagi telah sampai di tangan anda. Anda pun lagi-lagi menjadi sasaran ekspos iklan dari media cetak yang memuat banyak info tentang penawaran berbagai macam produk.
Ketika anda berkendaraan menuju kantor, sekolah dan kampus, di sepanjang jalan yang padat dan macet di perempatan lampu merah, iklan-iklan luar ruang berbentuk papan reklame (billboard) tampak menjajakan diri menawarkan alat-alat elektronik, printer komputer, produk kosmetik, dll.
Mungkin juga ketika anda di dalam angkutan umum yang anda tumpangi ketika berpergian, terpasang stiker ukuran sedang di bagian kendaraan tersebut yang misalnya, menawarkan bimbingan tes terpadu, kursus komputer, dll. Atau di bagian luar bus yang anda tumpangi terpasang panel-panel iklan yang dilekatkan pada punggung kiri-kanan/bagian belakang bus tersebut yang menawarkan berbagai produk, misalnya sampo, sabun deterjen, obat batuk, dll.
Sesampainya di tempat kerja, anda pun menjadi sasaran iklan melalui kalender meja, tempat sampah, jam dinding anda yang sebagai hadiah dari suatu produk yang dibeli oleh perusahaan tempat anda bekerja, yang menggambarkan iklan merk produk yang dibeli perusahaan anda misalnya merk printer komputer yang dibeli perusahaan anda tersebut akan tergambar dalam hadiah itu.
Dan ketika anda pulang ke rumah setelah bekerja, anda bersantai sejenak sambil menonton acara di Televisi. Di saat acara Talkshow pembawa acara tersebut membujuk anda untuk membeli produk yang di ajukan sponsor serta ketika iklan pada selingan acara-acara di TV yang sudah jelas maksudnya membujuk agar anda/konsumen tertarik dan berminat untuk membeli produk yang ditawarkannya melalui media TV tersebut.
Iklan memang telah merasuki seluruh bagian dari kehidupan kita dan bukan hanya tempat-tempat milik umum, bahkan seluruh bagian tubuh kita pun sudah menjadi sasaran ekspos iklan. Periksalah salah satu kaos oblong saudara, mungkin ada diantaranya atau yang diberikan oleh produsen mobil, motor, ponsel. Dan mungkin topi, sepatu, atau kaos kaki anak anda yang berterakan merek produk. Dan anda pun dengan senang hati menggunakannya.

Jadi, Iklan adalah bagian dari kehidupan manusia yang tidak bisa dielakkan lagi karena iklan adalah suatu pesan yang menawarkan suatu produk yang di tujukan kepada masyarakat lewat suatu media yang kita temui atau rasakan sebagai sasaran iklan tersebut secara langsung maupun tak langsung. Sehingga, tanpa iklan orang tidak akan tahu bahwa kebutuhannya bisa dipenuhi, atau tidak tahu di mana ia bisa memperoleh kebutuhannya itu.
Iklan juga sangatlah berhubungan penting dengan dunia bisnis di masa modern saat ini. Karena dengan iklan produsen atau pebisnis dapat dengan cepat mandapatkan konsumen dan bersaing secara ketat dengan para pesaingnya dengan membuat iklan tersebut semenarik mungkin.
Dan sebaiknya para produsen haruslah bersaing secara sehat dengan kata lain harus menjaga dan memperhatikan aturan-aturan beriklan dengan baik. Sepengetahuan saya, masih banyak para produsen yang tidak mematuhi kode etik dunia bisnis ini, yang menjatuhkan pesaingnya dengan terang-terangan contohnya dengan memasang iklan di tempat atau disamping tempat produsen pesaing tersebut berada, dan dengan jelas sekali terlihat di pinggir jalan pamlet/ spanduk produsen yang satu dengan produsen pesaingnya saling menjatuhkan oleh isi dan gambar pada pamlet/ spanduk tersebut. Seharusnya hal seperti itu tidak ada lagi dalam dunia bisnis di Indonesia ini, agar para wiarausaha di Negara ini bisa lebih maju, dan dapat mendapatkan hasil secara maksimal dengan cara yang sehat dan maksimal sehingga dapat pula menjadi contoh oleh Negara lain.

Minggu, 18 Oktober 2009

Riset Pemasaran

A. TUGAS KELOMPOK RISET PEMASARAN
RANGKUMAN JURNAL ILMIAH


Oleh:
Fahmi Edi Wiranta/11206194 & Wahyu Kristya Prabowo/11206014


I. PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN MELALUI PENENTUAN PRIORITAS TRAPEZOIDAL FUZZY NUMBER
(Studi Kasus Industri Minuman Tradisional)

ABSTRAK

Persaingan di dunia industri semakin ketat seiring dengan terus meningkatnya laju pertumbuhan industri. Persaingan ini mengakibatkan setiap industri lebih jeli dalam merumuskan strategi pemasaran perusahaannya. PT. X merupakan industri minuman tradisional yang berada pada skala Industri Kecil Menengah. Permasalahan utama industri ini adalah terbatasnya dana untuk mengembangkan usaha dan menjalankan kegiatan pemasaran. Saat ini pertumbuhan pasar industri sebesar 16,67%, sedangkan pangsa pasar relatif terhadap pesaing utama adalah 0,07. Matriks Boston Consulting Group menyatakan bahwa perusahaan berada pada posisi tanda tanya. Terdapat 13 variasi yang ditawarkan untuk menentukan prioritas kepentingannya oleh 7 orang pakar. Sebanyak 3 strategi terpilih melalui Trapezoidal Fuzzy Number, yaitu menambah pasar baru melalui pengembangan produk baru (72,72), bermitra dalam investasi (71,50) dan menerobos pasar yang ada (70,93). Strategi pertama dirumuskan dengan mengembangkan variasi kemasan dan variasi produk. Strategi kedua dirumuskan dengan sikap proaktif perusahaan dalam mencari informasi mengenai investor untuk menjalin kerjasama dalam bidang investasi dengan perusahaannya. Strategi ketiga dirumuskan dengan sikap dan komitmen perusahaan untuk menjamin ketersediaan produk dan menjaga kualitas produk.
Kata kunci: industri minuman tradisional, matriks boston consulting group, trapezoidal fuzzy number, strategi pemasaran.

1. PENDAHULUAN
Lingkungan dimana perusahaan beroperasi berubah dengan cepat, baik politik, sosial, ekonomi maupun teknologi. Perubahan lingkungan tersebut akan membuat pelaku industri untuk
selalu mengevaluasi rencana bisnis, dan menuntut perusahaan untuk mampu merencanakan bisnisnya dengan baik agar dapat bertahan, tumbuh dan berkembang.
Secara tradisional pemasaran merupakan salah satu fungsi dari berbagai macam fungsi lainnya. Pada saat tingkat persaingan semakin meningkat maka pemasaran tidak hanya dianggap suatu fungsi melainkan harus dijadikan suatu konsep bisnis strategis. Semua pelaku dalam suatu perusahaan memiliki tanggung jawab yang sama dalam rangka menjalankan suatu bisnis.
Suatu strategi pemasaran harus dibuat dengan memperhatikan semua lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Strategi pemasaran sangat spesifik bagi setiap perusahaan. Hal ini disebabkan faktor internal dan eksternal perusahaan berbeda bagi setiap perusahaan.


2. TUJUAN PENELITIAN

• Menentukan prioritas tingkat kepentingan strategi pemasaran.
• Merumuskan strategi pemasaran.


3. FORMULASI PERMASALAHAN

Visi dan misi perusahaan adalah melayani konsumen dengan selalu menjamin ketersediaan produk dan memperhatikan kualitas produk. Sebagai salah satu IKM yang bergerak di bidang industri minuman tradisional, industri ini sangat terbatas dalam pendanaan. Dapat dikatakan bahwa industri ini sama sekali tidak melakukan kegiatan promosi, karena terbatasnya dana yang dimiliki. PT. X hingga saat ini tidak memiliki kesempatan untuk memperkenalkan produknya secara formal, sehingga citra akan produknya sangat lambat diterima oleh konsumen. Hal ini terutama disebabkan oleh terbatasnya dana yang dimiliki perusahaan untuk melakukan kegiatan pemasaran.


4. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penentuan prioritas strategi dilaksanakan berdasarkan Trapezoidal Fuzzy Number (TrFN).
Pemilihan strategi dilaksanakan dengan mengetahui posisi perusahaan melalui pendekatan matriks Boston Consulting Group (BCG).


5. MANFAAT PENELITIAN

Diharapkan perusahaan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya. Dan dapat memberikan masukan mengenai posisi perusahaan dari segi pertumbuhan dan pangsa pasar. Selain itu, perusahaan dapat memperoleh masukan mengenai perumusan strategi pemasaran.


6. METODOLOGI PENELITIAN

Faktor lingkungan diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pemilik perusahaan. Pendekatan matriks BCG dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan. Kemudian ditentukan strategi pemasaran yang dapat dirumuskan bagi perusahaan. Pemilihan berdasarkan prioritas dilakukan dengan pendekatan TrFN. Strategi pemasaran dirumuskan berdasarkan strategi yang terpilih prioritasnya.





7. HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN

7.1 Produk
Saat ini, PT. X telah memproduksi 2 jenis produk. Produk yang pertama kali diproduksi adalah jahe ginseng instan dalam kemasan toples 360 gram. Produk yang kedua adalah jahe ginseng instan dikombinasi dengan kopi dan krimer, diproduksi dalam kemasan sachet 25 gram. Kedua produk didistribusikan melalui industri Multi Level Marketing (MLM) dan dipasarkan langsung ke toko klontong dan warung sekitar. Kendala pendanaan yang mengakibatkan perusahaan tidak dapat memasukkan produknya ke swalayan maupun minimarket. Sehingga produk ini lebih banyak dipasarkan secara tidak langsung oleh MLM terkait. Kegiatan pemasaran yang berhasil dilakukan adalah mengikuti pameran di Departemen UKM dan Koperasi, atau melakukan promosi langsung ke koperasi perusahaan.

7.2 Faktor Lingkungan Perusahaan
Dengan lokasi yang menyudut di Cileungsi, kerahkan tenaga penjual untuk mengadakan
pendekatan ke koperasi industri di wilayah Cileungsi. Kesadaran konsumen terhadap kualitasproduk harus dijadikan prinsip utama dalam menghadapi realitas minimnya modal dan rendahnya ketrampilan karyawan, maka dirasa sangat perlu untuk membina hubungan baik dengan pemerintah dan pembina IKM. Memanfaatkan jalur distribusi yang ada saat ini, dengan tetap berusaha untuk selalu menjaga ketersediaan produk. Memaksimalkan kinerja tenaga penjual yang ada saat ini dan menjalankan kegiatan untuk mengenalkan image produk terhadap konsumen.

7.3 Posisi Perusahaan
Matriks BCG adalah model yang membagi sebuah daerah dengan dua garis yaitu vertikal
dan horizontal menjadi empat kuadran, yaitu bintang, tanda tanya, anjing dan sapi perah. (Jauch
dan Glueck, 1995). Data yang dibutuhkan matriks BCG adalah data volume penjualan PT. X
tahun 2004 dan 2005, serta data volume penjualan kompetitor.
Volume Penjualan
No. Tahun Jenis Produk Volume Penjualan (Rp.)
1. 2004 Jahe Ginseng Toples 405.600.000
2. 2004 Jahe Ginseng Kopi Krimer Sachet 120.000.000
3. 2004 Jahe Ginseng Kopi Krimer Sachet Dus 135.000.000
Total Tahun 2004 660.600.000
4. 2005 Jahe Ginseng Toples 473.200.000
5. 2005 Jahe Ginseng Kopi Krimer Sachet 140.000.000
6. 2005 Jahe Ginseng Kopi Krimer Sachet Dus 157.500.000
Total Tahun 2005 770.700.000

Dalam kondisi ini dihadapi masalah pangsa pasar yang rendah, dan terjadi justru pada
kondisi pertumbuhan yang tinggi, kondisi ini seolah-olah memberi kesan bahwa cash flow lemah.
Kondisinya merupakan yang paling buruk, karena kebutuhan dananya besar sekali, tetapi
kemampuan menghasilkan dana rendah. Tanda tanya harus diubah menjadi bintang, kemudian
sapi perah.




TUGAS KELOMPOK RISET PEMASARAN

Oleh:
Fahmi Edi Wiranta/11206194 & Wahyu Kristya Prabowo/11206014


II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMAKAIAN JASA WARNET DI KOTA JEMBER

Abstrak
Penelitian ini merupakan studi yang menguji tentang pengaruh faktor-faktor perilaku konsumen yang terdiri dari bauran pemasaran (product, price, promotion, personal traits place, process, physical evidence), individu konsumen (motivasi, persepsi, sikap, pembelajaran), dan pengaruh lingkungan (budaya, kelas sosial, kelompok acuan) terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di Kota Jember baik secara simultan maupun secara parsial, serta mengetahu variable prilaku konsumen yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun secara parsial antara variabel-variabel bauran pemasaran (product, price, personal traits place, process), individu konsumen (motivasi, persepsi), dan pengaruh lingkungan (budaya, kelompok acuan), terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) di Kota Jember. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah Price yang mempengaruhi keputusan pemakaian jasa warnet di Kota Jember.
Kata kunci: perilaku konsumen, keputusan pemakaian, jasa warnet.

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di zaman globalisasi ini, kebutuhan untuk memperoleh informasi yang cepat, mudah dan murah sangat penting sehingga internet bisa dikatakan menjadi kebutuhan mendasar manusia (Indosiar.com, 2005). Di Indonesia yang merupakan Negara berkembang, kebutuhan informasi akan sangat tinggi, dan salah satu alat untuk memperoleh informasi tersebut yang dirasakan paling sesuai adalah Internet.
Rumusan Masalah
1. Apakah faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet, baik secara simultan maupun secara parsial?
2. Dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan, variabel manakah yang dominan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pemakaian jasa warnet ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor
lingkungan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet
baik secara simultan maupun secara parsial.
2. Untuk mengetahui pengaruh paling dominan dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor lingkungan terhadap pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet.

Manfaat Penelitian
1. Bagi pengelola warnet, penelitian ini dapat memberi informasi yang berguna dalam bidang pemasaran dan lebih fokus pada perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet. Bagi masyarakat, sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember dengan memperhatikan faktor-faktor yang disediakan warnet tersebut.
2. Bagi peneliti, hasil kajian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pada bidang
pemasaran khususnya mengenai faktor-faktor perilaku konsumen dan dapat memperkaya temuan-temuan yang sudah ada. Sedangkan bagi peneliti berikutnya, sebagi bahan pertimbangan
dalam mengangkat masalah yang sama beserta pemecahannya.


Pengertian Jasa (Service)
Menurut Kotler (2000), pengertian jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak dapat mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik.
Karakteristik dan Sifat Jasa
Kotler (2000) menyatakan bahwa jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran jasa, yaitu tidak nyata (intangible), tidak terpisahkan (inseparable), variable (variable), dan tidak dapat disimpan (perishable).
Bauran Pemasaran Jasa
Menurut Payne (2000) bauran pemasaran yang diperluas (4P + 3P) adalah tepat untuk jasa, yaitu
meliputi unsur-unsur tradisional bauran pemasaran 4P (Product, Price, Promotion, dan Place) ditambah 3P (People, Process, dan Provision of Customer Service).
Perilaku Konsumen
Menurut James F. Angel, Roger D Blackwell, dan Paul W Miniard (1995), merupakan suatu konsep tindakan yang mempelajari bagai mana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan produk (barang atau jasa) yang dapat memberikan kepuasan, kebutuhan dan keinginannya. Konsumen yang merasa puas akan loyal terhadap
barang atau jasa.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan metode penelitian survey yaitu suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan mengandalkan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemakai warnet yang ada pada kota Jember. untuk menentukan jumlah sampel dapat ditentukan yaitu minimum 4 atau 5 kali jumlah variabel yang digunakan. Maka jumlah sampel yang digunakan sebanyak 125 responden.
Metode pengambilan sempel penelitian adalah teknik accidental sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kebetulan (Sugiyono, 1999).
Dalam penelitian ini untuk mengukur variabelvariabel digunakan kuisioner digunakan pendekatan “Skala Likert” dengan lima (5)angka yaitu :
• Sangat Mempertimbangkan skor 5.
• Mempertimbangkan skor 4.
• Kurang Mempertimbangkan skor 3.
• Tidak Mempertimbangkan skor 2.
• Sangat tidak Mempertimbangkan skor 1.
Teknik Pengumpulan Data
a. Data primer, kuisioner.
b. Data sekunder, dokumentasi, buku-buku dan jurnal-jurnal.

Metode Analisis Data
Uji Asumsi Klasik
• Normalitas.
• Non Autokorelasi.
• Non Heterokodestisitas.
• Multicilinearity.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dimana variable independen pada penelitian ini adalah faktor-faktor perilaku konsumen (X) dan variabel dependen pada penelitian ini adalah keputusan pemakaian jasa warnet (Y). Rumus persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 +
b7X7 + b8X8 + b9X9 + b10X10+ b11X11 + b12X12 +
b13X13 + b14X14 + ε
dimana:
Y = keputusan pemakaian jasa warnet
a = intersep
b0 = koefisien regresi variabel independen
X1 = product X9 = persepsi
X2 = price X10 = sikap
X3 = promotion X11 = pembelajaran
X4 = personal traits X12 = budaya
X5 = place X13 = kelas social
X6 = process
X14 = kelompok acuan
X7 = physical evidence
ε = residual (sisa)
X8 = motivasi

HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden dalam penelitian ini merupakan pemakai warnet dengan jumlah responden sebanyak 85 orang.
Hasil Uji Validitas Instrumen penelitian menunjukkan bahwa semua item penelitian adalah valid. Hal ini dapat diketahui dari signifikansi hasil perhitungan korelasi lebih kecil dari 0,05. Hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian, menunjukkan bahwa semua penelitian adalah reliabel. Hal ini dapat diketahui bahwa semua variable penelitian ini mempunyai koefisien keandalan/alpha sama atau lebih besar dari 0.6.
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencapai hubungan antar variabel dependen dengan variabel independen.
Anggka R Square atau koefisien determinasi adalah 0.781, hal ini berarti 78.1% variasi dari variabel dependen, sedangkan sisanya 21.9% dijelaskan oleh variabel lain diluar model dan error.
Dari keempat belas variabel indepemden yang dimasukkan kedalam model regresi terdapat simbilan variabel signifikan, hal ini dapat dilihat dari probabilitas (Sig) lebih kecil dari 0.05, sedangkan lima variabel tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitasnya yang lebih besar dari 0.05. dari sini dapat disimpulkan bahwa keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember (Y) dipengaruhi oleh : Product (X1), Price (X2), Promotion (X3), Personal Traits (X4), Place (X5), Process (X6), Physical Evidence (X7), Motivasi (X8), Persepsi (X9), Sikap (X10), Pembelajaran (X11), Budaya (X12), Kelas Sosial (X13), dan Kelompok Acuan (X14), dengan Persamaan Regresi sbb :
Y = 0.246 XProduct (X1) + 0.266 XPrice (X2) + 0.248 XPersonal Traits (X4) + .234 XPlace (X5) + 0.146 XProcess (X6) + 0.239 XMotivasi (X8) + 0.128 XPersepsi (X9) + 0.098 XBudaya (X12) + 0.084 XKelompok Acuan (X14) + Error
Dari uji ANOVA yang memperlihatkan nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (30.754 > 3.46), ini bisa dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.050. Hal ini berarti bila factor-faktor perilaku konsumen ditingkatkan secara simultan maka akan berdampak pada keputusan pemakaian jasa warnet dan sebaliknya, jika faktorfaktor perilaku konsumen menurun secara simultan maka akan mengakibatkan penurunan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet.
Berdasarkan hasil analisis berganda diperoleh bahwa variabel-variabel bauran pemasaran (Product, Price, Promotion, Personal Traits, Place, Process, Physical Evidence), Individu Konsumen (Motivasi, Persepsi, Sikap, Pembelajaran), dan Pengaruh Lingkungan (Budaya, Kelas Sosial, Kelompok Acuan) yang ada pada warnet di kota Jember, secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen memakai jasa warnet di kota Jember. Dimana Fhitung lebih besar dari Ftabel : 30.754 > 3.46 pada taraf nyata 5%, dan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.050. Sedangkan secara parsial variabel-variabel bauran pemasaran (Product, Price, Personal Traits, Place, Process), Individu Konsumen (Motivasi, Persepsi), dan Pengaruh Lingkungan (Budaya, Kelompok Acuan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember. Namun variabel (Promosi, Physical Evidence, Sikap, Pembelajaran dan Kelas Sosial), secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember.
Produk (X1) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.246. Hal ini mempunyai arti bahwa Product yang berkualitas dan citra yang baik dengan didukung Mereka/namamenyebabkan pengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember.
Price (X2) Secara parsial berpengaruh signifikan dan dominan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.266. Hal ini mempunyai arti bahwa jumlah biaya atau dana yang dikeluarkan oleh konsumen selama akses penggunaan internet mempunyai pengaruh domonan terhadap keputusan
pemakaian jasa warnet.
Promotion (X3) Secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y). Hal ini mempunyai arti bahwa pemberian informasi mengenai keberadaan warnet melalui publikasi (surat kabar) atau komunikasi dari mulut ke mulut tidak menyebabkan pengaruh terhadap keputusan konsumen memakai jasa warnet
Personal Traits (X4) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.248. Hal ini mempunyai arti bahwa kegiatan-kegiatan atau pelayanan yang diberikan kepada pengunjung warnet baik dari sesi kualitas pelayanan karyawan maupun dari kecepatan akses, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet.
Place (X5) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.234. Hal ini mempunyai arti bahwa lokasi dimana warnet berada, atau dengan kata lain lokasi yang strategis dalam arti relatif dekat kampus dan sekolah, menyebabkan pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap keputusan pemakaian jasa warnet
Process (X6) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.146. Hal ini mempunyai arti bahwa peraturan-peraturan, yaitu ketentuan-ketentuan dan pedoman yang ditetapkan oleh pemilik warnet menyebabkan pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap keputusan pemakaian jasa warnet
Physical Evidence (X7) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y).
Motivasi (X8) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.239. Hal ini mempunyai arti bahwa Motivasi yang merupakan dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan adanya harapan untuk lebih cepat mengetahui informasi global yang terjadi.
Persepsi (X9) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.128. Hal ini mempunyai arti bahwa Persepsi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet.
Sikap (X10) Secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y). Hal ini mempunyai arti bahwa Sikap
berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen memakai jasa warnet Pembelajaran (X11) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y).
Budaya (X12) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.098. Hal ini mempunyai arti bahwa Budaya yang merupakan nilai-nilai atau normamorma dan kebiasaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet.
Kelas Sosial (X13) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y). Hal ini mempunyai arti bahwa Kelas tidak menyebabkan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen memakai jasa warnet
Kelompok Acuan (X14) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.084. Hal ini mempunyai arti bahwa Kelompok Acuan yang merupakan kelompokkelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan prilaku seseorang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet
Tingkat pengaruh keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember dapat dijelaskan oleh factor-faktor prilaku konsumen sebesar 78.1% dan sisanya 21.9% merupakan kontribusi faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini dan error. Price merupakan variabel dominan dalam keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember dengan standardized coefficient sebesar 0,266.
KESIMPULAN
1. Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan uji F dan uji t menyatakan bahwa secara simultan maupun secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel Bauran Pemasaran (Product, Price, Personal Traits, Place, Process), Individu Konsumen (Motivasi, Persepsi), dan Pengaruh Lingkungan (Budaya, Kelompok Acuan), terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) di kota Jember. Dengan demikian hipotesis pertama yang menduga bahwa factor Bauran Pemasaran, Individu Konsumen, dan Pengaruh Lingkungan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh secara signifikan dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet terbukti kebenarannya, atau diterima.
2. Hasil perhitungan berdasarkan standardized coefficient juga menyatakan bahwa variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember adalah Price. Setelah itu diikuti secara berturut-turut oleh Personal Traits, Product, Motivasi, Place, Proces, Persepsi, Budaya, Kelompok Acuan. Berarti hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini yang menduga bahwa dari faktor-faktor perilaku konsumen, Price mimiliki pengaruh dominan dalam pengambilan keputusan konsumen memakai jasa warnet di kota Jember, dapat diterima kebenarannya.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakai jasa warnet di kota Jember mayoritas dari kalangan mahasiswa dan pelajar, dan semakin tinggi pendapatan konsumen cenderung semakin jarang ke warnet. Hal ini dimungkinkan karena pemakai sudah mempunyai akses internet sendiri di rumah.
4. Secara prinsip, hasil penelitian ini tidak berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya. Faktorfaktor prilaku konsumen mempunyai pengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember.




Posisi Perusahaan
Strategi ke-13 yaitu bermitra dalam investasi merupakan startegi yang diusulkan perusahaan.
Mengingat kendala yang dimiliki perusahaan ini dalam mengembangkan industrinya adalah
pendanaan kegiatan produksi dan promosi.



7.4 Prioritas Strategi Pemasaran
Teori fuzzy set diikenalkan oleh Zadeh untuk penanganan ketidakpastian, yang disebut dengan pendekatan fuzzy. Teori fuzzy set adalah pendefinisian yang paling sempurna untuk memodelkan ketidakpastian. Kemampuan fuzzy set dalam mengatasi ketidakpastian sangat penting untuk semua situasi pada saat informasi yang tersedia tidak tepat dan ketidakpastian yang berhubungan dengan data tidak dapat dihindarkan. (Marimin, 2002).

Tahap Linguistik Fuzzifikasi dan TrFN pendapat pakar
SP = Sangat penting 0 – 20 (0; 0; 10; 20)
P = Penting 18 – 39 (18; 25; 32; 39)
CP = Cukup Penting 37 – 59 (37; 44,33; 51,67; 59)
TP = Tidak Penting 57 – 79 (57; 64,33; 71,67; 79)
STP = Sangat Tidak Penting 77 – 99 (77; 84,33; 91,67; 99)

TrFN Pendapat Pakar
Nilai Kriteria
1. Pertumbuhan perusahaan 64,15
2. Mempertahankan pangsa pasar 62,16
3. Memaksimalkan volume penjualan 58,68
4. Mempunyai peluang ekspor 57,86
5. Menjalin kemitraan 53,19
Setelah diperoleh kriteria penilaian alternatif yang paling penting bagi perusahaan ini dalam mengembangkan industrinya, berikutnya adalah menentukan prioritas variasi strategi. Strategi yang diprioritaskan untuk dilaksanakan perusahaan adalah strategi dengan nilai crips TrFN terbesar. Nilai crips merupakan suatu nilai yang diperoleh berdasarkan perhitungan Center of Geometri (CoG). Nilai crips merupakan hasil akhir dari pendekatan TrFN.


Hasil Perhitungan Nilai Crips TrFN Alternatif Variasi Strategi
1. Menerobos pasar yang ada 70,93
2. Menambah produk baru 57,27
3. Menambah pasar baru melalui pengembangan produk baru 72,71
4. Pengambilalihan/Akuisisi 52,70
5. Merger 49,86
6. Mencari sinergi produk, pasar atau fungsi baru 62,97
7. Diversifikasi konglomerat dalam produk 50,46
8. Menambah produk komplementer 56,72
9. Menambah fungsi baru produk 54,46
10. Inovatif 60,70
11. Gerakan kewirausahaan 61,24
12. Imitator dalam pengembangan produk 48,19
13. Bermitra dalam investasi 71,50

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa tiga strategi yang memiliki nilai tertinggi pertama yaitu menambah pasar baru melalui pengembangan produk baru dengan nilai 72,72. Kedua adalah bermitra dalam investasi dengan nilai 71,50. Ketiga adalah menerobos pasar yang ada dengan nilai 70,93.
Strategi pertama menunjukkan bahwa sudah saatnya perusahaan untuk memikirkan
pengembangan produk baru. Pengembangan produk yang dapat dilaksanakan adalah mengembangkan variasi kemasan jahe ginseng. Yang semula hanya dalam kemasan toples, dikembangkan menjadi jahe ginseng dalam kemasan sachet. Mengingat posisi industri yang terletak di kawasan industri Cileungsi, dan jika produk dijual dalam kemasan sachet tentunya harganya lebih murah karena bobot bersihnya hanya 25 gram sementara kemasan toples 360 gram, sehingga kondisi ini akan lebih memudahkan karena dapat cepat dinikmati.
Pengembangan variasi produk adalah jahe ginseng beras kencur. Mengingat konsumennya banyak tenaga kerja pabrik, produk ini cocok untuk diluncurkan di sekitar kawasan industry Cileungsi. Terutama diperuntukkan bagi tenaga kerja yang bekerja pada shift malam hari. Variasi produk yang dapat dikembangkan antara lain sirup jahe, sereal jahe ginseng madu, permen jahe dan parem kocok.
Pada strategi kedua, yang dimaksud bermitra dalam investasi adalah menjalin hubungan dengan investor, baik investor berasal dari perusahaan manufaktur maupun jasa. Investor disini selain diharapkan memberikan suntikan dana untuk investasi, juga dapat memberikan penyuluhan dalam mengatur keuangan PT. X agar di masa yang akan datang, dapat lebih mahir lagi memanfaatkan dana yang ada. Strategi ketiga adalah menerobos pasar yang ada. Pangsa pasar perusahaan saat ini terbagi dua, yaitu konsumen menengah ke atas dan menengah ke bawah. Produk dalam kemasan toples lebih diminati konsumen menengah ke atas. Sedangkan segmen menengah ke bawah, yaitu tenaga kerja atau buruh pabrik, khususnya untuk produk dalam kemasan sachet yang harganya sangat terjangkau yaitu Rp.800,-.
Strategi ketiga adalah perusahaan harus menjaga produksinya agar dapat selalu menyediakan produknya setiap saat konsumen meminta. Dengan kata lain, perusahaan harus menjaga ketersediaan produk dan kualitas produk. Sehingga perusahaan tidak membiarkan konsumennya meninggalkan produknya karena produk pesaing lebih mudah diperoleh ketersediaannya.










8. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
• Strategi terpilih adalah menambah pasar baru melalui pengembangan produk baru bernilai
72,72, bermitra dalam investasi bernilai 71,50 dan menerobos pasar yang ada bernilai 70,93.
• Perumusan strategi pemasaran strategi pertama adalah pengembangan variasi kemasan dan
variasi produk. Kedua, mencari informasi sebanyak mungkin untuk mengajak kerjasamadalam investasi. Ketiga, tetap memperhatikan ketersediaan produk agar pangsa pasar yang sudah dimiliki tidak direbut oleh pesaing lama maupun pendatang baru di industri ini.

8.2 Saran
• Perusahaan sebaiknya berusaha untuk melaksanakan distribusi produk secara langsung, tanpa
menggantungkan diri pada kerjasama dengan MLM.
• Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perkembangan bisnis PT. X di masa
depan, dan melihat kemampuan perusahaan bertahan dalam dunia persaingan industri
berbahan baku jahe. Pendekatan simulasi dapat digunakan untuk penelitian lanjutan.

B. Tugas Individu
I. Analisis Jurnal Ilmiah ( Nama: Fahmi Edi Wiranta/11206194)

1. Tema : STRATEGI PEMASARAN

2. Judul : PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN MELALUI PENENTUAN
PRIORITAS TRAPEZOIDAL FUZZY NUMBER
(Studi Kasus Industri Minuman Tradisional)

3. Latar belakang : Secara tradisional pemasaran merupakan salah satu fungsi dari berbagai macam fungsi lainnya. Pada saat tingkat persaingan semakin meningkat maka pemasaran tidak hanya dianggap suatu fungsi melainkan harus dijadikan suatu konsep bisnis strategis. Suatu strategi pemasaran harus dibuat dengan memperhatikan semua lingkungan interval dan eksternal perusahaan karena sangat spesifik bagi perusahaan hal ini disebabkan oleh factor internal dan eksternal perusahaan berbeda bagi setiap perusahaan.

4. Tujuan : 1. Menentukan prioritas tingkat kepentingan strategi pemasaran.
2.Merumuskan strategi pemasaran.

5. Metodologi : 1. Alur berpikir
2. Wawancara
3. Pendekatan Matriks BCG
4. Pendekatan TrFN

6. Hasil : 1. Strategi terpilih adalah menambah pasar baru melalui pengembangan produk baru bernilai 72,72, bermitra dalam investasi bernilai 71,50 dan menerobos pasar yang bernilai 70,93.
2. Perumusan strategi pemasaran, strategi pertama adalah pengembangan variasi produk. Kedua, mencari mencari informasi sebanyak mungkin untuk mengajak kerja sama dalam investasi. Ketiga, tetap memperhatikan ketersediaan produk agar pangsa pasar yang sudah dimiliki tidak direbut oleh pesaing lama maupun pendatang baru di industri ini.


II. Analisis Jurnal Ilmiah ( Nama: Fahmi Edi Wiranta/11206194)

1. Tema : Keputusan Konsumen
2. Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMAKAIAN JASA WARNET DI KOTA JEMBER
3. Latar belakang : Di zaman globalisasi ini, kebutuhan untuk memperoleh informasi yang cepat, mudah dan murah sangat penting sehingga internet bisa dikatakan menjadi kebutuhan mendasar manusia (Indosiar.com, 2005). Di Indonesia yang merupakan Negara berkembang, kebutuhan informasi akan sangat tinggi, dan salah satu alat untuk memperoleh informasi tersebut yang dirasakan paling sesuai adalah Internet.

4. Rumusan Masalah : 1. Apakah faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet, baik secara simultan maupun secara parsial?
2. Dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan, variabel manakah yang dominan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pemakaian jasa warnet ?

5. Tujuan : 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan factor lingkungan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet baik secara simultan maupun secara parsial.
2. Untuk mengetahui pengaruh paling dominan dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor lingkungan terhadap pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet.

6. Metodologi : 1. Skala Likert
2. Uji Asumsi Klasik

7. Hasil : 1. Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan uji F dan uji t menyatakan bahwa secara simultan maupun secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel Bauran Pemasaran (Product, Price, Personal Traits, Place, Process), Individu Konsumen (Motivasi, Persepsi), dan Pengaruh Lingkungan (Budaya, Kelompok Acuan), terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) di kota Jember.
2. Price merupakan variabel dominan dalam keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember dengan standardized coefficient sebesar 0,266.

Analisis Jurnal Ilmiah-Strategi Pemasaran ( Nama: Fahmi Edi Wiranta/11206194)

1. Tema : STRATEGI PEMASARAN

2. Judul : PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN MELALUI PENENTUAN
PRIORITAS TRAPEZOIDAL FUZZY NUMBER
(Studi Kasus Industri Minuman Tradisional)

3. Latar belakang : Secara tradisional pemasaran merupakan salah satu fungsi dari berbagai macam fungsi lainnya. Pada saat tingkat persaingan semakin meningkat maka pemasaran tidak hanya dianggap suatu fungsi melainkan harus dijadikan suatu konsep bisnis strategis. Suatu strategi pemasaran harus dibuat dengan memperhatikan semua lingkungan interval dan eksternal perusahaan karena sangat spesifik bagi perusahaan hal ini disebabkan oleh factor internal dan eksternal perusahaan berbeda bagi setiap perusahaan.

4. Tujuan : 1. Menentukan prioritas tingkat kepentingan strategi pemasaran.
2.Merumuskan strategi pemasaran.

5. Metodologi : 1. Alur berpikir
2. Wawancara
3. Pendekatan Matriks BCG
4. Pendekatan TrFN

6. Hasil : 1. Strategi terpilih adalah menambah pasar baru melalui pengembangan produk baru bernilai 72,72, bermitra dalam investasi bernilai 71,50 dan menerobos pasar yang bernilai 70,93.
2. Perumusan strategi pemasaran, strategi pertama adalah pengembangan variasi produk. Kedua, mencari mencari informasi sebanyak mungkin untuk mengajak kerja sama dalam investasi. Ketiga, tetap memperhatikan ketersediaan produk agar pangsa pasar yang sudah dimiliki tidak direbut oleh pesaing lama maupun pendatang baru di industri ini.

Analisis Jurnal Ilmiah-Keputusan Konsumen( Nama: Fahmi Edi Wiranta/11206194)

Analisis Jurnal Ilmiah ( Nama: Fahmi Edi Wiranta/11206194)

1. Tema : Keputusan Konsumen
2. Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMAKAIAN JASA WARNET DI KOTA JEMBER
3. Latar belakang : Di zaman globalisasi ini, kebutuhan untuk memperoleh informasi yang cepat, mudah dan murah sangat penting sehingga internet bisa dikatakan menjadi kebutuhan mendasar manusia (Indosiar.com, 2005). Di Indonesia yang merupakan Negara berkembang, kebutuhan informasi akan sangat tinggi, dan salah satu alat untuk memperoleh informasi tersebut yang dirasakan paling sesuai adalah Internet.

4. Rumusan Masalah : 1. Apakah faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet, baik secara simultan maupun secara parsial?
2. Dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan, variabel manakah yang dominan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pemakaian jasa warnet ?

5. Tujuan : 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan factor lingkungan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet baik secara simultan maupun secara parsial.
2. Untuk mengetahui pengaruh paling dominan dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor lingkungan terhadap pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet.

6. Metodologi : 1. Skala Likert
2. Uji Asumsi Klasik

7. Hasil : 1. Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan uji F dan uji t menyatakan bahwa secara simultan maupun secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel Bauran Pemasaran (Product, Price, Personal Traits, Place, Process), Individu Konsumen (Motivasi, Persepsi), dan Pengaruh Lingkungan (Budaya, Kelompok Acuan), terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) di kota Jember.
2. Price merupakan variabel dominan dalam keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember dengan standardized coefficient sebesar 0,266.

Minggu, 11 Oktober 2009

ETIKA BISNIS2

ETIKA DALAM BISNIS

ABSTRAK
Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan dengan kebaikan atau moralitas dari perilaku manusia.
Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.
Di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik dilandasi oleh etika bisnis yang merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etika penting diperlukan untuk menccapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.

PENDAHULUAN
Permasalahan Etika Dalam Bisnis
Ada 2 berita yang mempertanyakan apakah etika dan bisnis berasal dari dua dunia berlainan. Pertama, melubernya lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoajo yang disebabkan eksploitasi gas PT. Lapindo Brantas. Dalam kasus ini, bencana memaksa penduduk untuk ke rumah sakit. Perusahaan pun terkesan lebih mengutamakan penyelamatan asset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan social yang ditimbulkan.
Kasus yyang kedua, mengenai obat anti nyamuk HIT yang diketahui memakai bahan pestisida berbahaya yang dilarang penggunaannya sejak tahun 2004. Pada kasus ini, meski perusahaan pembuat sudah meminta maaf dan berjanji akan menarik produknya, ada kesan permintaan maaf itu klise. Penarikan produk yang kandungannya bisa menyebabkan kanker itu terkesan tidak sungguh-sungguh dilakukan. Produk berbahaya itu masih beredar di pasaran. Atas kasus itu, kedua perusahaan terkesan melarikan diri dari tanggung jawab.
Dari kasus-kasus yang disebutkan, bagaimana perusahaan bersedia melakukan apa saja demi laba. Wajar bila ada kesimpulan, dalam bisnis satu-satunya etika yang diperlukan hanya sikap baik dan sopan kepada pemegang saham.
Harus diakui, kepentingan utama bisnis adalah menghasilkan keuntungan maksimal bagi shareholders. Focus itu membuat perusahaan yang berpikiran pendek dengan segala cara berupaya melakukan hal-hal yang bisa meningkatkan keuntungan. Kompetisi semakin ketat dan konsumen yang kian rewel sering menjadi faktor pemicu perusahaan mengabaikan etika dalam berbisnis.

Praktik Bisnis Masih Abaikan Etika
Keberadaan etika dan moral pada diri seseorang atau sekelompok orang sangat tergantung pada kualitas system kemasyarakatan yang melingkupinya.Walaupun seseorang atau sekelompok orang dapat mencoba mengendalikan kualitas etika dan moral mereka, tetapi sebagai sebuah variabel yang sangat rentan terhadap pengaruh kualitas system kemasyarakatan, kualitas etika dan moral seseorang atau sekelompok orang sewaktu-waktu dapat berubah.
Baswir (2004), berpendapat bahwa pembicaraan mengenai etika dan moral bisnis sesungguhnya tidak terlalu relevan bagi Indonesia. Sangat lumrah di negeri ini untuk menyimpulkan bahwa berbisnis sama artinya dengan menyiasati hokum. Akibatnya, para pebisnis di Indonesia tidak dapat lagi membedakan antara batas wilayah etika dan moral dngan wilayah hukum.

Etika Bisnis : Suatu Kerangka Global
Masalah etika dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori, yaitu :
1. Suap ( Bribery )
Tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima atau meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seseorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban publik.
2. Paksaan ( Coercion )
Tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan jabatan atau ancaman.
Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industry terhadap seorang individu.
3. Penipuan ( Deception )
Tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan mengucapkan atau melakukan kebohongan.
4. Pencurian ( Theft )
Merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita atau mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya.
5. Diskriminan tidak jelas ( Unfair Discrimination )
Perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan atau agama.

Pentingnya Etika Dalam Dunia Bisnis
Perilaku etika penting diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik lingkup makro maupun mikro yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu Negara tergantung pada market system yang berperan lebih efektif daripada command system dalam mengalokasikan barang dan jasa.
Beberapa kondisi yang diperlukan market system untuk dapat efektif, yaitu : (a) hak memiliki dan mengelola property swasta. (b) kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa. (c) ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa jika salah satu subsistem dalam market system melakukan perilaku yang tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan system dan menghambat pertumbuhan system secara makro.
2. Perspektif Mikro
Dalam lingkup ini, perilaku etika identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana supplier, perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada lingkup makro.
Tiap mata rantai penting dampaknya untuk selalu menjaga etika, sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik.

PENUTUP
1. Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan atau moralitas dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini, etika diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat sebagai baik atau buruk, sedangkan penentuan baik dan buruk oleh suatu masalah selalu berubah.
2. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.
3. Paradigma etika dan bisnis adalah dunia yang berbeda sudah saatnya dirubah menjadi paradigm etika terkait dengan bisnis antara etika dan laba.

ETIKA BISNIS1

ETIKA BISNIS

MONEY GAME BERMUNCULAN

TUGAS DISKUSI :
1. Setujukan Anda dengan bisnis money game ? uraikan argument Anda !
Jawab :
Kurang setuju. Karena menurut Saya sekarang ini banyak bisnis money game yang tidak jelas tujuannya, tidak jelas pula perusahaannya. Bisnis tersebut untuk sekarang hanya kedok belaka atau sekedar ikut-ikutan karena banyaknya peminat untuk mengikuti bisnis tersebut yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat dikarenakan untuk bisnis tersebut hanya menguntungkan bagi anggota yang bergabung di awal perusahaan berdiri. Untuk anggota terakhir malah akan mendapat rugi.

2. Evaluasilah argument pihak yang terkait dengan bisnis ini !
Jawab :
Menurut Saya, sikap depag dan lembaga yang terkait lainnya dalam mengurus ijin usaha sebuah bisnis sudah cukup tegas untuk tidak sembarangan dalam memberikan ijin usaha agar tidak ada lagi masyarakat yang tertipu untuk bergabung dalam bisnis ini.

3. Evaluasilah mengapa bisnis money game bisa tumbuh subur di Indonesia!
Jawab :
Menurut Saya karena masyarakat Indonesia mudah tergiur akan sesuatu yang dinilai menguntungkan. Banyak orang yang mudah sekali tertipu dengan iming-iming keuntungan yang besar dan modal yang bisa dikatakan cukup mudah bagi siapa saja untuk masuk menjadi anggota. Syarat yang diajukan juga tidak terlalu sulit, hanya mencari anggota baru sehingga perusahaan mendapatkan untung besar. Mungkin inilah yang menyebabkan bisnis tersebut bisa tumbuh subur di Indonesia.

4. Haruskah bisnis ini dilarang. Jelaskan argument Anda dari sudut pandang bisnis sebagai profesi yang luhur !
Jawab :
Untuk melarang Saya rasa pemerintah akan mengalami kesulitan, karena bisa dibayangkan berapa banyaknya bisnis seperti ini yang berkembang setiap harinya sedangkan untuk melarang pun belum ada tindakan hukum yang bisa menindak tegas masalah ini. Yang jelas sebaiknya pemerintah lebih selektif dalam memberikan ijin usahanya. Seandainya perusahaan yang ada mempunyai tujuan yang jelas dan tidak merugikan masyarakat, Saya rasa sah-sah saja bisnis tersebut diberikan ijin usaha.

5. Bagaimana pandangan anda terhadap prinsip etika bisnis ‘what is legal is ethical’. (asal tidak melanggar hukum ya etis).
Jawab :
Menurut Saya sah-sah saja, asalkan perusahaan dan tujuannya jelas Saya rasa tidak ada masalah dan tidak perlu dipersulit ijin usahanya. Bukannya seharusnya kita bangga karena masyarakat kita semakin kreatif dalam mengembangkan dan meluaskan usahanya.