Minggu, 18 Oktober 2009

Riset Pemasaran

A. TUGAS KELOMPOK RISET PEMASARAN
RANGKUMAN JURNAL ILMIAH


Oleh:
Fahmi Edi Wiranta/11206194 & Wahyu Kristya Prabowo/11206014


I. PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN MELALUI PENENTUAN PRIORITAS TRAPEZOIDAL FUZZY NUMBER
(Studi Kasus Industri Minuman Tradisional)

ABSTRAK

Persaingan di dunia industri semakin ketat seiring dengan terus meningkatnya laju pertumbuhan industri. Persaingan ini mengakibatkan setiap industri lebih jeli dalam merumuskan strategi pemasaran perusahaannya. PT. X merupakan industri minuman tradisional yang berada pada skala Industri Kecil Menengah. Permasalahan utama industri ini adalah terbatasnya dana untuk mengembangkan usaha dan menjalankan kegiatan pemasaran. Saat ini pertumbuhan pasar industri sebesar 16,67%, sedangkan pangsa pasar relatif terhadap pesaing utama adalah 0,07. Matriks Boston Consulting Group menyatakan bahwa perusahaan berada pada posisi tanda tanya. Terdapat 13 variasi yang ditawarkan untuk menentukan prioritas kepentingannya oleh 7 orang pakar. Sebanyak 3 strategi terpilih melalui Trapezoidal Fuzzy Number, yaitu menambah pasar baru melalui pengembangan produk baru (72,72), bermitra dalam investasi (71,50) dan menerobos pasar yang ada (70,93). Strategi pertama dirumuskan dengan mengembangkan variasi kemasan dan variasi produk. Strategi kedua dirumuskan dengan sikap proaktif perusahaan dalam mencari informasi mengenai investor untuk menjalin kerjasama dalam bidang investasi dengan perusahaannya. Strategi ketiga dirumuskan dengan sikap dan komitmen perusahaan untuk menjamin ketersediaan produk dan menjaga kualitas produk.
Kata kunci: industri minuman tradisional, matriks boston consulting group, trapezoidal fuzzy number, strategi pemasaran.

1. PENDAHULUAN
Lingkungan dimana perusahaan beroperasi berubah dengan cepat, baik politik, sosial, ekonomi maupun teknologi. Perubahan lingkungan tersebut akan membuat pelaku industri untuk
selalu mengevaluasi rencana bisnis, dan menuntut perusahaan untuk mampu merencanakan bisnisnya dengan baik agar dapat bertahan, tumbuh dan berkembang.
Secara tradisional pemasaran merupakan salah satu fungsi dari berbagai macam fungsi lainnya. Pada saat tingkat persaingan semakin meningkat maka pemasaran tidak hanya dianggap suatu fungsi melainkan harus dijadikan suatu konsep bisnis strategis. Semua pelaku dalam suatu perusahaan memiliki tanggung jawab yang sama dalam rangka menjalankan suatu bisnis.
Suatu strategi pemasaran harus dibuat dengan memperhatikan semua lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Strategi pemasaran sangat spesifik bagi setiap perusahaan. Hal ini disebabkan faktor internal dan eksternal perusahaan berbeda bagi setiap perusahaan.


2. TUJUAN PENELITIAN

• Menentukan prioritas tingkat kepentingan strategi pemasaran.
• Merumuskan strategi pemasaran.


3. FORMULASI PERMASALAHAN

Visi dan misi perusahaan adalah melayani konsumen dengan selalu menjamin ketersediaan produk dan memperhatikan kualitas produk. Sebagai salah satu IKM yang bergerak di bidang industri minuman tradisional, industri ini sangat terbatas dalam pendanaan. Dapat dikatakan bahwa industri ini sama sekali tidak melakukan kegiatan promosi, karena terbatasnya dana yang dimiliki. PT. X hingga saat ini tidak memiliki kesempatan untuk memperkenalkan produknya secara formal, sehingga citra akan produknya sangat lambat diterima oleh konsumen. Hal ini terutama disebabkan oleh terbatasnya dana yang dimiliki perusahaan untuk melakukan kegiatan pemasaran.


4. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penentuan prioritas strategi dilaksanakan berdasarkan Trapezoidal Fuzzy Number (TrFN).
Pemilihan strategi dilaksanakan dengan mengetahui posisi perusahaan melalui pendekatan matriks Boston Consulting Group (BCG).


5. MANFAAT PENELITIAN

Diharapkan perusahaan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya. Dan dapat memberikan masukan mengenai posisi perusahaan dari segi pertumbuhan dan pangsa pasar. Selain itu, perusahaan dapat memperoleh masukan mengenai perumusan strategi pemasaran.


6. METODOLOGI PENELITIAN

Faktor lingkungan diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pemilik perusahaan. Pendekatan matriks BCG dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan. Kemudian ditentukan strategi pemasaran yang dapat dirumuskan bagi perusahaan. Pemilihan berdasarkan prioritas dilakukan dengan pendekatan TrFN. Strategi pemasaran dirumuskan berdasarkan strategi yang terpilih prioritasnya.





7. HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN

7.1 Produk
Saat ini, PT. X telah memproduksi 2 jenis produk. Produk yang pertama kali diproduksi adalah jahe ginseng instan dalam kemasan toples 360 gram. Produk yang kedua adalah jahe ginseng instan dikombinasi dengan kopi dan krimer, diproduksi dalam kemasan sachet 25 gram. Kedua produk didistribusikan melalui industri Multi Level Marketing (MLM) dan dipasarkan langsung ke toko klontong dan warung sekitar. Kendala pendanaan yang mengakibatkan perusahaan tidak dapat memasukkan produknya ke swalayan maupun minimarket. Sehingga produk ini lebih banyak dipasarkan secara tidak langsung oleh MLM terkait. Kegiatan pemasaran yang berhasil dilakukan adalah mengikuti pameran di Departemen UKM dan Koperasi, atau melakukan promosi langsung ke koperasi perusahaan.

7.2 Faktor Lingkungan Perusahaan
Dengan lokasi yang menyudut di Cileungsi, kerahkan tenaga penjual untuk mengadakan
pendekatan ke koperasi industri di wilayah Cileungsi. Kesadaran konsumen terhadap kualitasproduk harus dijadikan prinsip utama dalam menghadapi realitas minimnya modal dan rendahnya ketrampilan karyawan, maka dirasa sangat perlu untuk membina hubungan baik dengan pemerintah dan pembina IKM. Memanfaatkan jalur distribusi yang ada saat ini, dengan tetap berusaha untuk selalu menjaga ketersediaan produk. Memaksimalkan kinerja tenaga penjual yang ada saat ini dan menjalankan kegiatan untuk mengenalkan image produk terhadap konsumen.

7.3 Posisi Perusahaan
Matriks BCG adalah model yang membagi sebuah daerah dengan dua garis yaitu vertikal
dan horizontal menjadi empat kuadran, yaitu bintang, tanda tanya, anjing dan sapi perah. (Jauch
dan Glueck, 1995). Data yang dibutuhkan matriks BCG adalah data volume penjualan PT. X
tahun 2004 dan 2005, serta data volume penjualan kompetitor.
Volume Penjualan
No. Tahun Jenis Produk Volume Penjualan (Rp.)
1. 2004 Jahe Ginseng Toples 405.600.000
2. 2004 Jahe Ginseng Kopi Krimer Sachet 120.000.000
3. 2004 Jahe Ginseng Kopi Krimer Sachet Dus 135.000.000
Total Tahun 2004 660.600.000
4. 2005 Jahe Ginseng Toples 473.200.000
5. 2005 Jahe Ginseng Kopi Krimer Sachet 140.000.000
6. 2005 Jahe Ginseng Kopi Krimer Sachet Dus 157.500.000
Total Tahun 2005 770.700.000

Dalam kondisi ini dihadapi masalah pangsa pasar yang rendah, dan terjadi justru pada
kondisi pertumbuhan yang tinggi, kondisi ini seolah-olah memberi kesan bahwa cash flow lemah.
Kondisinya merupakan yang paling buruk, karena kebutuhan dananya besar sekali, tetapi
kemampuan menghasilkan dana rendah. Tanda tanya harus diubah menjadi bintang, kemudian
sapi perah.




TUGAS KELOMPOK RISET PEMASARAN

Oleh:
Fahmi Edi Wiranta/11206194 & Wahyu Kristya Prabowo/11206014


II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMAKAIAN JASA WARNET DI KOTA JEMBER

Abstrak
Penelitian ini merupakan studi yang menguji tentang pengaruh faktor-faktor perilaku konsumen yang terdiri dari bauran pemasaran (product, price, promotion, personal traits place, process, physical evidence), individu konsumen (motivasi, persepsi, sikap, pembelajaran), dan pengaruh lingkungan (budaya, kelas sosial, kelompok acuan) terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di Kota Jember baik secara simultan maupun secara parsial, serta mengetahu variable prilaku konsumen yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun secara parsial antara variabel-variabel bauran pemasaran (product, price, personal traits place, process), individu konsumen (motivasi, persepsi), dan pengaruh lingkungan (budaya, kelompok acuan), terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) di Kota Jember. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah Price yang mempengaruhi keputusan pemakaian jasa warnet di Kota Jember.
Kata kunci: perilaku konsumen, keputusan pemakaian, jasa warnet.

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di zaman globalisasi ini, kebutuhan untuk memperoleh informasi yang cepat, mudah dan murah sangat penting sehingga internet bisa dikatakan menjadi kebutuhan mendasar manusia (Indosiar.com, 2005). Di Indonesia yang merupakan Negara berkembang, kebutuhan informasi akan sangat tinggi, dan salah satu alat untuk memperoleh informasi tersebut yang dirasakan paling sesuai adalah Internet.
Rumusan Masalah
1. Apakah faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet, baik secara simultan maupun secara parsial?
2. Dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan, variabel manakah yang dominan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pemakaian jasa warnet ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor
lingkungan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet
baik secara simultan maupun secara parsial.
2. Untuk mengetahui pengaruh paling dominan dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor lingkungan terhadap pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet.

Manfaat Penelitian
1. Bagi pengelola warnet, penelitian ini dapat memberi informasi yang berguna dalam bidang pemasaran dan lebih fokus pada perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet. Bagi masyarakat, sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember dengan memperhatikan faktor-faktor yang disediakan warnet tersebut.
2. Bagi peneliti, hasil kajian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pada bidang
pemasaran khususnya mengenai faktor-faktor perilaku konsumen dan dapat memperkaya temuan-temuan yang sudah ada. Sedangkan bagi peneliti berikutnya, sebagi bahan pertimbangan
dalam mengangkat masalah yang sama beserta pemecahannya.


Pengertian Jasa (Service)
Menurut Kotler (2000), pengertian jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak dapat mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik.
Karakteristik dan Sifat Jasa
Kotler (2000) menyatakan bahwa jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran jasa, yaitu tidak nyata (intangible), tidak terpisahkan (inseparable), variable (variable), dan tidak dapat disimpan (perishable).
Bauran Pemasaran Jasa
Menurut Payne (2000) bauran pemasaran yang diperluas (4P + 3P) adalah tepat untuk jasa, yaitu
meliputi unsur-unsur tradisional bauran pemasaran 4P (Product, Price, Promotion, dan Place) ditambah 3P (People, Process, dan Provision of Customer Service).
Perilaku Konsumen
Menurut James F. Angel, Roger D Blackwell, dan Paul W Miniard (1995), merupakan suatu konsep tindakan yang mempelajari bagai mana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan produk (barang atau jasa) yang dapat memberikan kepuasan, kebutuhan dan keinginannya. Konsumen yang merasa puas akan loyal terhadap
barang atau jasa.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan metode penelitian survey yaitu suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan mengandalkan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemakai warnet yang ada pada kota Jember. untuk menentukan jumlah sampel dapat ditentukan yaitu minimum 4 atau 5 kali jumlah variabel yang digunakan. Maka jumlah sampel yang digunakan sebanyak 125 responden.
Metode pengambilan sempel penelitian adalah teknik accidental sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kebetulan (Sugiyono, 1999).
Dalam penelitian ini untuk mengukur variabelvariabel digunakan kuisioner digunakan pendekatan “Skala Likert” dengan lima (5)angka yaitu :
• Sangat Mempertimbangkan skor 5.
• Mempertimbangkan skor 4.
• Kurang Mempertimbangkan skor 3.
• Tidak Mempertimbangkan skor 2.
• Sangat tidak Mempertimbangkan skor 1.
Teknik Pengumpulan Data
a. Data primer, kuisioner.
b. Data sekunder, dokumentasi, buku-buku dan jurnal-jurnal.

Metode Analisis Data
Uji Asumsi Klasik
• Normalitas.
• Non Autokorelasi.
• Non Heterokodestisitas.
• Multicilinearity.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dimana variable independen pada penelitian ini adalah faktor-faktor perilaku konsumen (X) dan variabel dependen pada penelitian ini adalah keputusan pemakaian jasa warnet (Y). Rumus persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 +
b7X7 + b8X8 + b9X9 + b10X10+ b11X11 + b12X12 +
b13X13 + b14X14 + ε
dimana:
Y = keputusan pemakaian jasa warnet
a = intersep
b0 = koefisien regresi variabel independen
X1 = product X9 = persepsi
X2 = price X10 = sikap
X3 = promotion X11 = pembelajaran
X4 = personal traits X12 = budaya
X5 = place X13 = kelas social
X6 = process
X14 = kelompok acuan
X7 = physical evidence
ε = residual (sisa)
X8 = motivasi

HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden dalam penelitian ini merupakan pemakai warnet dengan jumlah responden sebanyak 85 orang.
Hasil Uji Validitas Instrumen penelitian menunjukkan bahwa semua item penelitian adalah valid. Hal ini dapat diketahui dari signifikansi hasil perhitungan korelasi lebih kecil dari 0,05. Hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian, menunjukkan bahwa semua penelitian adalah reliabel. Hal ini dapat diketahui bahwa semua variable penelitian ini mempunyai koefisien keandalan/alpha sama atau lebih besar dari 0.6.
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencapai hubungan antar variabel dependen dengan variabel independen.
Anggka R Square atau koefisien determinasi adalah 0.781, hal ini berarti 78.1% variasi dari variabel dependen, sedangkan sisanya 21.9% dijelaskan oleh variabel lain diluar model dan error.
Dari keempat belas variabel indepemden yang dimasukkan kedalam model regresi terdapat simbilan variabel signifikan, hal ini dapat dilihat dari probabilitas (Sig) lebih kecil dari 0.05, sedangkan lima variabel tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitasnya yang lebih besar dari 0.05. dari sini dapat disimpulkan bahwa keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember (Y) dipengaruhi oleh : Product (X1), Price (X2), Promotion (X3), Personal Traits (X4), Place (X5), Process (X6), Physical Evidence (X7), Motivasi (X8), Persepsi (X9), Sikap (X10), Pembelajaran (X11), Budaya (X12), Kelas Sosial (X13), dan Kelompok Acuan (X14), dengan Persamaan Regresi sbb :
Y = 0.246 XProduct (X1) + 0.266 XPrice (X2) + 0.248 XPersonal Traits (X4) + .234 XPlace (X5) + 0.146 XProcess (X6) + 0.239 XMotivasi (X8) + 0.128 XPersepsi (X9) + 0.098 XBudaya (X12) + 0.084 XKelompok Acuan (X14) + Error
Dari uji ANOVA yang memperlihatkan nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (30.754 > 3.46), ini bisa dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.050. Hal ini berarti bila factor-faktor perilaku konsumen ditingkatkan secara simultan maka akan berdampak pada keputusan pemakaian jasa warnet dan sebaliknya, jika faktorfaktor perilaku konsumen menurun secara simultan maka akan mengakibatkan penurunan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet.
Berdasarkan hasil analisis berganda diperoleh bahwa variabel-variabel bauran pemasaran (Product, Price, Promotion, Personal Traits, Place, Process, Physical Evidence), Individu Konsumen (Motivasi, Persepsi, Sikap, Pembelajaran), dan Pengaruh Lingkungan (Budaya, Kelas Sosial, Kelompok Acuan) yang ada pada warnet di kota Jember, secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen memakai jasa warnet di kota Jember. Dimana Fhitung lebih besar dari Ftabel : 30.754 > 3.46 pada taraf nyata 5%, dan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.050. Sedangkan secara parsial variabel-variabel bauran pemasaran (Product, Price, Personal Traits, Place, Process), Individu Konsumen (Motivasi, Persepsi), dan Pengaruh Lingkungan (Budaya, Kelompok Acuan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember. Namun variabel (Promosi, Physical Evidence, Sikap, Pembelajaran dan Kelas Sosial), secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember.
Produk (X1) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.246. Hal ini mempunyai arti bahwa Product yang berkualitas dan citra yang baik dengan didukung Mereka/namamenyebabkan pengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember.
Price (X2) Secara parsial berpengaruh signifikan dan dominan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.266. Hal ini mempunyai arti bahwa jumlah biaya atau dana yang dikeluarkan oleh konsumen selama akses penggunaan internet mempunyai pengaruh domonan terhadap keputusan
pemakaian jasa warnet.
Promotion (X3) Secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y). Hal ini mempunyai arti bahwa pemberian informasi mengenai keberadaan warnet melalui publikasi (surat kabar) atau komunikasi dari mulut ke mulut tidak menyebabkan pengaruh terhadap keputusan konsumen memakai jasa warnet
Personal Traits (X4) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.248. Hal ini mempunyai arti bahwa kegiatan-kegiatan atau pelayanan yang diberikan kepada pengunjung warnet baik dari sesi kualitas pelayanan karyawan maupun dari kecepatan akses, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet.
Place (X5) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.234. Hal ini mempunyai arti bahwa lokasi dimana warnet berada, atau dengan kata lain lokasi yang strategis dalam arti relatif dekat kampus dan sekolah, menyebabkan pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap keputusan pemakaian jasa warnet
Process (X6) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.146. Hal ini mempunyai arti bahwa peraturan-peraturan, yaitu ketentuan-ketentuan dan pedoman yang ditetapkan oleh pemilik warnet menyebabkan pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap keputusan pemakaian jasa warnet
Physical Evidence (X7) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y).
Motivasi (X8) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.239. Hal ini mempunyai arti bahwa Motivasi yang merupakan dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan adanya harapan untuk lebih cepat mengetahui informasi global yang terjadi.
Persepsi (X9) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.128. Hal ini mempunyai arti bahwa Persepsi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet.
Sikap (X10) Secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y). Hal ini mempunyai arti bahwa Sikap
berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen memakai jasa warnet Pembelajaran (X11) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y).
Budaya (X12) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.098. Hal ini mempunyai arti bahwa Budaya yang merupakan nilai-nilai atau normamorma dan kebiasaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet.
Kelas Sosial (X13) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y). Hal ini mempunyai arti bahwa Kelas tidak menyebabkan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen memakai jasa warnet
Kelompok Acuan (X14) Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) sebesar 0.084. Hal ini mempunyai arti bahwa Kelompok Acuan yang merupakan kelompokkelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan prilaku seseorang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet
Tingkat pengaruh keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember dapat dijelaskan oleh factor-faktor prilaku konsumen sebesar 78.1% dan sisanya 21.9% merupakan kontribusi faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini dan error. Price merupakan variabel dominan dalam keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember dengan standardized coefficient sebesar 0,266.
KESIMPULAN
1. Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan uji F dan uji t menyatakan bahwa secara simultan maupun secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel Bauran Pemasaran (Product, Price, Personal Traits, Place, Process), Individu Konsumen (Motivasi, Persepsi), dan Pengaruh Lingkungan (Budaya, Kelompok Acuan), terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) di kota Jember. Dengan demikian hipotesis pertama yang menduga bahwa factor Bauran Pemasaran, Individu Konsumen, dan Pengaruh Lingkungan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh secara signifikan dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet terbukti kebenarannya, atau diterima.
2. Hasil perhitungan berdasarkan standardized coefficient juga menyatakan bahwa variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember adalah Price. Setelah itu diikuti secara berturut-turut oleh Personal Traits, Product, Motivasi, Place, Proces, Persepsi, Budaya, Kelompok Acuan. Berarti hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini yang menduga bahwa dari faktor-faktor perilaku konsumen, Price mimiliki pengaruh dominan dalam pengambilan keputusan konsumen memakai jasa warnet di kota Jember, dapat diterima kebenarannya.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakai jasa warnet di kota Jember mayoritas dari kalangan mahasiswa dan pelajar, dan semakin tinggi pendapatan konsumen cenderung semakin jarang ke warnet. Hal ini dimungkinkan karena pemakai sudah mempunyai akses internet sendiri di rumah.
4. Secara prinsip, hasil penelitian ini tidak berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya. Faktorfaktor prilaku konsumen mempunyai pengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember.




Posisi Perusahaan
Strategi ke-13 yaitu bermitra dalam investasi merupakan startegi yang diusulkan perusahaan.
Mengingat kendala yang dimiliki perusahaan ini dalam mengembangkan industrinya adalah
pendanaan kegiatan produksi dan promosi.



7.4 Prioritas Strategi Pemasaran
Teori fuzzy set diikenalkan oleh Zadeh untuk penanganan ketidakpastian, yang disebut dengan pendekatan fuzzy. Teori fuzzy set adalah pendefinisian yang paling sempurna untuk memodelkan ketidakpastian. Kemampuan fuzzy set dalam mengatasi ketidakpastian sangat penting untuk semua situasi pada saat informasi yang tersedia tidak tepat dan ketidakpastian yang berhubungan dengan data tidak dapat dihindarkan. (Marimin, 2002).

Tahap Linguistik Fuzzifikasi dan TrFN pendapat pakar
SP = Sangat penting 0 – 20 (0; 0; 10; 20)
P = Penting 18 – 39 (18; 25; 32; 39)
CP = Cukup Penting 37 – 59 (37; 44,33; 51,67; 59)
TP = Tidak Penting 57 – 79 (57; 64,33; 71,67; 79)
STP = Sangat Tidak Penting 77 – 99 (77; 84,33; 91,67; 99)

TrFN Pendapat Pakar
Nilai Kriteria
1. Pertumbuhan perusahaan 64,15
2. Mempertahankan pangsa pasar 62,16
3. Memaksimalkan volume penjualan 58,68
4. Mempunyai peluang ekspor 57,86
5. Menjalin kemitraan 53,19
Setelah diperoleh kriteria penilaian alternatif yang paling penting bagi perusahaan ini dalam mengembangkan industrinya, berikutnya adalah menentukan prioritas variasi strategi. Strategi yang diprioritaskan untuk dilaksanakan perusahaan adalah strategi dengan nilai crips TrFN terbesar. Nilai crips merupakan suatu nilai yang diperoleh berdasarkan perhitungan Center of Geometri (CoG). Nilai crips merupakan hasil akhir dari pendekatan TrFN.


Hasil Perhitungan Nilai Crips TrFN Alternatif Variasi Strategi
1. Menerobos pasar yang ada 70,93
2. Menambah produk baru 57,27
3. Menambah pasar baru melalui pengembangan produk baru 72,71
4. Pengambilalihan/Akuisisi 52,70
5. Merger 49,86
6. Mencari sinergi produk, pasar atau fungsi baru 62,97
7. Diversifikasi konglomerat dalam produk 50,46
8. Menambah produk komplementer 56,72
9. Menambah fungsi baru produk 54,46
10. Inovatif 60,70
11. Gerakan kewirausahaan 61,24
12. Imitator dalam pengembangan produk 48,19
13. Bermitra dalam investasi 71,50

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa tiga strategi yang memiliki nilai tertinggi pertama yaitu menambah pasar baru melalui pengembangan produk baru dengan nilai 72,72. Kedua adalah bermitra dalam investasi dengan nilai 71,50. Ketiga adalah menerobos pasar yang ada dengan nilai 70,93.
Strategi pertama menunjukkan bahwa sudah saatnya perusahaan untuk memikirkan
pengembangan produk baru. Pengembangan produk yang dapat dilaksanakan adalah mengembangkan variasi kemasan jahe ginseng. Yang semula hanya dalam kemasan toples, dikembangkan menjadi jahe ginseng dalam kemasan sachet. Mengingat posisi industri yang terletak di kawasan industri Cileungsi, dan jika produk dijual dalam kemasan sachet tentunya harganya lebih murah karena bobot bersihnya hanya 25 gram sementara kemasan toples 360 gram, sehingga kondisi ini akan lebih memudahkan karena dapat cepat dinikmati.
Pengembangan variasi produk adalah jahe ginseng beras kencur. Mengingat konsumennya banyak tenaga kerja pabrik, produk ini cocok untuk diluncurkan di sekitar kawasan industry Cileungsi. Terutama diperuntukkan bagi tenaga kerja yang bekerja pada shift malam hari. Variasi produk yang dapat dikembangkan antara lain sirup jahe, sereal jahe ginseng madu, permen jahe dan parem kocok.
Pada strategi kedua, yang dimaksud bermitra dalam investasi adalah menjalin hubungan dengan investor, baik investor berasal dari perusahaan manufaktur maupun jasa. Investor disini selain diharapkan memberikan suntikan dana untuk investasi, juga dapat memberikan penyuluhan dalam mengatur keuangan PT. X agar di masa yang akan datang, dapat lebih mahir lagi memanfaatkan dana yang ada. Strategi ketiga adalah menerobos pasar yang ada. Pangsa pasar perusahaan saat ini terbagi dua, yaitu konsumen menengah ke atas dan menengah ke bawah. Produk dalam kemasan toples lebih diminati konsumen menengah ke atas. Sedangkan segmen menengah ke bawah, yaitu tenaga kerja atau buruh pabrik, khususnya untuk produk dalam kemasan sachet yang harganya sangat terjangkau yaitu Rp.800,-.
Strategi ketiga adalah perusahaan harus menjaga produksinya agar dapat selalu menyediakan produknya setiap saat konsumen meminta. Dengan kata lain, perusahaan harus menjaga ketersediaan produk dan kualitas produk. Sehingga perusahaan tidak membiarkan konsumennya meninggalkan produknya karena produk pesaing lebih mudah diperoleh ketersediaannya.










8. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
• Strategi terpilih adalah menambah pasar baru melalui pengembangan produk baru bernilai
72,72, bermitra dalam investasi bernilai 71,50 dan menerobos pasar yang ada bernilai 70,93.
• Perumusan strategi pemasaran strategi pertama adalah pengembangan variasi kemasan dan
variasi produk. Kedua, mencari informasi sebanyak mungkin untuk mengajak kerjasamadalam investasi. Ketiga, tetap memperhatikan ketersediaan produk agar pangsa pasar yang sudah dimiliki tidak direbut oleh pesaing lama maupun pendatang baru di industri ini.

8.2 Saran
• Perusahaan sebaiknya berusaha untuk melaksanakan distribusi produk secara langsung, tanpa
menggantungkan diri pada kerjasama dengan MLM.
• Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perkembangan bisnis PT. X di masa
depan, dan melihat kemampuan perusahaan bertahan dalam dunia persaingan industri
berbahan baku jahe. Pendekatan simulasi dapat digunakan untuk penelitian lanjutan.

B. Tugas Individu
I. Analisis Jurnal Ilmiah ( Nama: Fahmi Edi Wiranta/11206194)

1. Tema : STRATEGI PEMASARAN

2. Judul : PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN MELALUI PENENTUAN
PRIORITAS TRAPEZOIDAL FUZZY NUMBER
(Studi Kasus Industri Minuman Tradisional)

3. Latar belakang : Secara tradisional pemasaran merupakan salah satu fungsi dari berbagai macam fungsi lainnya. Pada saat tingkat persaingan semakin meningkat maka pemasaran tidak hanya dianggap suatu fungsi melainkan harus dijadikan suatu konsep bisnis strategis. Suatu strategi pemasaran harus dibuat dengan memperhatikan semua lingkungan interval dan eksternal perusahaan karena sangat spesifik bagi perusahaan hal ini disebabkan oleh factor internal dan eksternal perusahaan berbeda bagi setiap perusahaan.

4. Tujuan : 1. Menentukan prioritas tingkat kepentingan strategi pemasaran.
2.Merumuskan strategi pemasaran.

5. Metodologi : 1. Alur berpikir
2. Wawancara
3. Pendekatan Matriks BCG
4. Pendekatan TrFN

6. Hasil : 1. Strategi terpilih adalah menambah pasar baru melalui pengembangan produk baru bernilai 72,72, bermitra dalam investasi bernilai 71,50 dan menerobos pasar yang bernilai 70,93.
2. Perumusan strategi pemasaran, strategi pertama adalah pengembangan variasi produk. Kedua, mencari mencari informasi sebanyak mungkin untuk mengajak kerja sama dalam investasi. Ketiga, tetap memperhatikan ketersediaan produk agar pangsa pasar yang sudah dimiliki tidak direbut oleh pesaing lama maupun pendatang baru di industri ini.


II. Analisis Jurnal Ilmiah ( Nama: Fahmi Edi Wiranta/11206194)

1. Tema : Keputusan Konsumen
2. Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMAKAIAN JASA WARNET DI KOTA JEMBER
3. Latar belakang : Di zaman globalisasi ini, kebutuhan untuk memperoleh informasi yang cepat, mudah dan murah sangat penting sehingga internet bisa dikatakan menjadi kebutuhan mendasar manusia (Indosiar.com, 2005). Di Indonesia yang merupakan Negara berkembang, kebutuhan informasi akan sangat tinggi, dan salah satu alat untuk memperoleh informasi tersebut yang dirasakan paling sesuai adalah Internet.

4. Rumusan Masalah : 1. Apakah faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet, baik secara simultan maupun secara parsial?
2. Dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan, variabel manakah yang dominan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pemakaian jasa warnet ?

5. Tujuan : 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan factor lingkungan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet baik secara simultan maupun secara parsial.
2. Untuk mengetahui pengaruh paling dominan dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor lingkungan terhadap pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet.

6. Metodologi : 1. Skala Likert
2. Uji Asumsi Klasik

7. Hasil : 1. Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan uji F dan uji t menyatakan bahwa secara simultan maupun secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel Bauran Pemasaran (Product, Price, Personal Traits, Place, Process), Individu Konsumen (Motivasi, Persepsi), dan Pengaruh Lingkungan (Budaya, Kelompok Acuan), terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) di kota Jember.
2. Price merupakan variabel dominan dalam keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jember dengan standardized coefficient sebesar 0,266.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar