Pemasaran langsung dan pelanggannya biasanya menikmati hubungan yang saling menguntungkan. Namun, terkadang muncul sisi gelapnya, yaitu:
1.Gangguan
Banyak orang tidak senang dengan peningkatan jumlah permintaan pemasaran langsung yang agresif, yang paling mengganggu adalah telepon pada saat makan malam atau larut malam, penelpon yang kurang terlatih, dan telepon terkomputerisasi yang ditempatkan pada pesawat rekaman pesan otomatis.
2.Ketidakadilan
Beberapa pemasar langsung memanfaatkan pembeli yang ceroboh atau yang kurang canggih. Acara-acara belanja TV dan infomersial mungkin merupakan biang keladi yang paling jahat dengan pembawa acara yang lancer berbicara dan klaim potongan harga yang drastis.
3.Penipuan dan Kecurangan
Beberapa pemasar langsung merancang surat dan menulis naskah yang dimaksudkan untuk menyesatkan pembeli. Mereka mungkin melebih-lebihkan ukuran produk, pengakuan kinerja, atau “harga ecerannya.”
4.Pelanggaran Kerahasiaan Pribadi
Tampaknya setiap kali konsumen memesan produk melalui surat atau telepon, mengikuti undian, melakukan permohonan kartu kredit, atau berlangganan majalah, mungkin nama, alamat, dan perilaku pembelian mereka dimasukkan ke dalam beberapa basis data perusahaan. Para kritikus khawatir pemasar mungkin mengetahui terlalu banyak tentang kehidupan pelanggan, dan mereka mungkin menggunakan pengetahuan ini untuk mengambil keuntungan yang tidak jujur.
Orang-orang dalam industri pemasaran langsung mencoba untuk mengatasi masalah-masalah ini. Mereka tahu bahwa, jika tidak diselesaikan, masalah-masalah semacam itu akan menimbulkan sikap konsumen yang makin negatif, tingkat tanggapan yang lebih rendah, dan kebutuhan dikeluarkannya peraturan Negara bagian dan federal yang lebih banyak. Dalam analisis akhir, kebanyakan pemasar langsung menginginkan hal yang sama sebagaimana diinginkan konsumen: tawaran pemasaran yang jujur dan dirancang baik, yang hanya diarahkan kepada konsumen yang akan menghargai untuk mendengar tawaran tersebut.
Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)
Rabu, 30 Desember 2009
MENGKOORDINASI MEDIA UNTUK MEMBANGUN EKUITAS MEREK
Kaitan Merek yang Lemah
Untuk membangun ekuitas merek, efek komunikasi yang diciptakan oleh iklan harus dikaitkan dengan merek. Seringkali, kaitan-kaitan semacam itu sulit diciptakan karena:
1.Kekusutan Kompetitif
Iklan yang bersaing dalam kategori produk dapat menciptakan “gangguan” dan kekacauan konsumen seperti ke mana iklan menunjuk dan mau membawa produk yang mana.
2.Muatan dan Struktur Iklan
Walaupun taktik “kepentingan pinjaman” (borrowed interest) bisa menarik perhatian konsumen, pengolahan yang dihasilkan mungkin tidak menciptakan asosiasi merek yang kuat.
3.Keterlibatan Konsumen
Konsumen mungkin tidak memiliki minat yang inheren terhadap kategori produk atau jasa atau mungkin kekurangan pengetahuan tentang merek khusus. Hasilnya mengurangi motivasi konsumen dan kemampuan untuk mengolah, juga beralih ke kaitan merek yang lemah.
Menguatkan Efek Komunikasi
Iklan bisa berfungsi dalam pengertian bahwa efek komunikasi disimpan dalam memori. Namun iklan bisa gagal dalam arti bahwa efek komunikasi ini tidak dapat diakses ketika konsumen mengambil keputusan penting berhubungan dengan merek. Untuk menghadapi masalah ini, satu taktik yang lazim adalah membuat nama merek dan informasi kemasan menjadi terkemuka dalam iklan.
Sayangnya, walaupun konsumen lebih mampu mengingat merek yang diiklankan dengan taktik ini, tidak banyak informasi lain tentang merek yang benar-benar diingat.
Tiga strategi yang secara potensial lebih efektif adalah mutu dan keterkenalan (signature) merek, isyarat menemukan kembali iklan dan interaksi media.
1.Mutu dan Keterkenalan Merek
Mutu dan keterkenalan merek adalah cara untuk mengidentifikasi merek pada konklusi iklan TV atau radio atau memajang merek dalam sebuah iklan cetak. Mutu dan keterkenalan merek memberikan satu sambungan yang mulus dengan iklan secara keseluruhan.
2.Isyarat Menemukan Kembali Iklan
Isyarat menemukan kembali iklan merupakan sebuah visual penting, sebuah slogan yang menarik, atau unsur apa saja dalam iklan yang unik yang berfungsi sebagai pengingat yang efektif bagi konsumen.
Isyarat menemukan kembali iklan dapat ditempatkan dalam took (pada kemasan atau sebagai bagian dari shelf-taker atau beberapa alat titik pembelian lainnya), digabungkan dengan promosi (kupon FSI), dimasukkan sebagai bagian dari daftar direktori yellow pages, atau ditanamkan dalam opsi komunikasi pemasaran apa pun di mana pengingatan akan efek-efek komunikasi dapat menguntungkan.
3.Interaksi Media
Ikaln pengukuhan cetak dan radio atau iklan TV- di mana konsumen video dan audio dari sebuah layanan iklan TV berfungsi sebagai basis untuk jenis iklan lain-dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengangkat efek-efek tersebut lebih erat dengan merek.
Strategi media yang kemungkinan bermanfaat walaupun jarang dimanfaatkan adalah menjalankan secara eksplisit iklan radio dan iklan cetak yang terkait sebelum iklan TV yang menyertainya. Iklan cetak dan radio meningkatkan motivasi konsumen untuk mengolah iklan TV yang semakin “komplit”.
Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)
Untuk membangun ekuitas merek, efek komunikasi yang diciptakan oleh iklan harus dikaitkan dengan merek. Seringkali, kaitan-kaitan semacam itu sulit diciptakan karena:
1.Kekusutan Kompetitif
Iklan yang bersaing dalam kategori produk dapat menciptakan “gangguan” dan kekacauan konsumen seperti ke mana iklan menunjuk dan mau membawa produk yang mana.
2.Muatan dan Struktur Iklan
Walaupun taktik “kepentingan pinjaman” (borrowed interest) bisa menarik perhatian konsumen, pengolahan yang dihasilkan mungkin tidak menciptakan asosiasi merek yang kuat.
3.Keterlibatan Konsumen
Konsumen mungkin tidak memiliki minat yang inheren terhadap kategori produk atau jasa atau mungkin kekurangan pengetahuan tentang merek khusus. Hasilnya mengurangi motivasi konsumen dan kemampuan untuk mengolah, juga beralih ke kaitan merek yang lemah.
Menguatkan Efek Komunikasi
Iklan bisa berfungsi dalam pengertian bahwa efek komunikasi disimpan dalam memori. Namun iklan bisa gagal dalam arti bahwa efek komunikasi ini tidak dapat diakses ketika konsumen mengambil keputusan penting berhubungan dengan merek. Untuk menghadapi masalah ini, satu taktik yang lazim adalah membuat nama merek dan informasi kemasan menjadi terkemuka dalam iklan.
Sayangnya, walaupun konsumen lebih mampu mengingat merek yang diiklankan dengan taktik ini, tidak banyak informasi lain tentang merek yang benar-benar diingat.
Tiga strategi yang secara potensial lebih efektif adalah mutu dan keterkenalan (signature) merek, isyarat menemukan kembali iklan dan interaksi media.
1.Mutu dan Keterkenalan Merek
Mutu dan keterkenalan merek adalah cara untuk mengidentifikasi merek pada konklusi iklan TV atau radio atau memajang merek dalam sebuah iklan cetak. Mutu dan keterkenalan merek memberikan satu sambungan yang mulus dengan iklan secara keseluruhan.
2.Isyarat Menemukan Kembali Iklan
Isyarat menemukan kembali iklan merupakan sebuah visual penting, sebuah slogan yang menarik, atau unsur apa saja dalam iklan yang unik yang berfungsi sebagai pengingat yang efektif bagi konsumen.
Isyarat menemukan kembali iklan dapat ditempatkan dalam took (pada kemasan atau sebagai bagian dari shelf-taker atau beberapa alat titik pembelian lainnya), digabungkan dengan promosi (kupon FSI), dimasukkan sebagai bagian dari daftar direktori yellow pages, atau ditanamkan dalam opsi komunikasi pemasaran apa pun di mana pengingatan akan efek-efek komunikasi dapat menguntungkan.
3.Interaksi Media
Ikaln pengukuhan cetak dan radio atau iklan TV- di mana konsumen video dan audio dari sebuah layanan iklan TV berfungsi sebagai basis untuk jenis iklan lain-dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengangkat efek-efek tersebut lebih erat dengan merek.
Strategi media yang kemungkinan bermanfaat walaupun jarang dimanfaatkan adalah menjalankan secara eksplisit iklan radio dan iklan cetak yang terkait sebelum iklan TV yang menyertainya. Iklan cetak dan radio meningkatkan motivasi konsumen untuk mengolah iklan TV yang semakin “komplit”.
Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)
SEPULUH CARA MENGHASILKAN GAGASAN PRODUK BARU YANG BESAR
1.Lakukanlah pertemuan-pertemuan informal di mana kelompok-kelompok pelanggan bertemu dengan insinyur dan desainer perusahaan untuk membahas masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan dan bertukar pikiran tentang kemungkinan-kemungkinan solusinya.
2.Sediakanlah waktu untuk tidak masuk kerja-waktu untuk melakukan pencarian-bagi karyawan teknik untuk mengerjakan proyek-proyek kesukaan mereka sendiri.
3.Tetapkanlah pertemuan-pertemuan tukar pikiran dengan pelanggan sebagai ciri standar kunjungan ke pabrik.
4.Lakukanlah survey terhadap pelanggan anda: Cari tahulah apa saja yang mereka sukai dan tidak sukai mengenai produk-produk anda dan pesaing anda.
5.Lakukanlah riset yang “mengusik” atau “mengganggu” bersama pelanggan, sebagaimana dilakukan Fluke dan Hewlett-packard.
6.Gunakanlah giliran berulang-ulang: sekelompok pelanggan dalam satu ruangan, yang memusatkan perhatian untuk mengidentifikasi berbagai masalah, dan sekelompok karyawan teknik Anda di ruangan berikut, yang akan mendengarkan dan memikirkan solusinya. Solusi-solusi yang diusulkan kemudian diuji langsung dalam kelompok pelanggan tersebut.
7.Ciptakanlah pencarian kata kunci yang terus-menerus akan mencari terbitan-terbitan perdagangan di berbagai Negara untuk melihat pengumuman produk baru dan seterusnya.
8.Perlakukanlah pameran-pameran dagang sebagai misi intelijen, di mana Anda melihat semua yang baru dalam industri Anda di bawah satu atap.
9.Mintalah karyawan teknik dan pemasaran Anda mengunjungi Laboratorium pemasok-pemasok Anda dan menyediakan waktu bersama karyawan teknik mereka-cari tahulah apa saja yang baru.
10.Ciptakanlah ruang gagasan, dan biarkanlah itu terbuka dan mudah diakses. Biarkanlah karyawan mengkaji gagasan-gagasan tersebut dan menambahkan sesuatu yang membangun ke dalamnya.
Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)
2.Sediakanlah waktu untuk tidak masuk kerja-waktu untuk melakukan pencarian-bagi karyawan teknik untuk mengerjakan proyek-proyek kesukaan mereka sendiri.
3.Tetapkanlah pertemuan-pertemuan tukar pikiran dengan pelanggan sebagai ciri standar kunjungan ke pabrik.
4.Lakukanlah survey terhadap pelanggan anda: Cari tahulah apa saja yang mereka sukai dan tidak sukai mengenai produk-produk anda dan pesaing anda.
5.Lakukanlah riset yang “mengusik” atau “mengganggu” bersama pelanggan, sebagaimana dilakukan Fluke dan Hewlett-packard.
6.Gunakanlah giliran berulang-ulang: sekelompok pelanggan dalam satu ruangan, yang memusatkan perhatian untuk mengidentifikasi berbagai masalah, dan sekelompok karyawan teknik Anda di ruangan berikut, yang akan mendengarkan dan memikirkan solusinya. Solusi-solusi yang diusulkan kemudian diuji langsung dalam kelompok pelanggan tersebut.
7.Ciptakanlah pencarian kata kunci yang terus-menerus akan mencari terbitan-terbitan perdagangan di berbagai Negara untuk melihat pengumuman produk baru dan seterusnya.
8.Perlakukanlah pameran-pameran dagang sebagai misi intelijen, di mana Anda melihat semua yang baru dalam industri Anda di bawah satu atap.
9.Mintalah karyawan teknik dan pemasaran Anda mengunjungi Laboratorium pemasok-pemasok Anda dan menyediakan waktu bersama karyawan teknik mereka-cari tahulah apa saja yang baru.
10.Ciptakanlah ruang gagasan, dan biarkanlah itu terbuka dan mudah diakses. Biarkanlah karyawan mengkaji gagasan-gagasan tersebut dan menambahkan sesuatu yang membangun ke dalamnya.
Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)
Selasa, 29 Desember 2009
PERIKLANAN
Tujuan Iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan iklan harus mengalir dari keputusan-keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, pemosisian pasar, dan program pemasaran. Sehingga tujuan iklan untuk memperoleh konsumen dan pasar akan terlaksana dengan baik.
5 faktor khusus yang harus dipertimbangkan pada saat menetapkan anggaran iklan:
1.Tahap dalam siklus hidup produk : Produk baru biasanya mendapat anggaran iklan yang besar guna membangun kesadaran dan mengupayakan pelanggan agar mencobanya.
2.Pangsa pasar dan basis konsumen : Merek berpangsa pasar tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit pengeluaran iklan, dengan hanya sekian persen dari penjualan, guna mempertahankan pangsanya. Untuk memperbesar pangsa dengan meningkatkan ukuran pasar, diperlukan pengeluaran yang lebih besar. Berdasarkan biaya per impresi, akan lebih murah menjangkau konsumen suatu merek yang sudah digunakan secara luas dari pada untuk menjangkau konsumen merek berpangsa kecil.
3.Persaingan dan gagasan : Dalam pasar yang memiliki sejumlah besar pesaing dan pengeluaran iklan yang tinggi, suatu merek harus diiklankan secara besar-besaran untuk didengar. Bahkan, gangguan yang sederhana pun dari iklan yang tidak langsung bersaing dengan merek tersebut akan menyebabkan kebutuhan iklan yang lebih besar.
4.Frekuensi iklan : Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pesan merek tersebut kepada konsumen mempunyai dampak penting terhadap anggaran iklan.
5.Daya subsitusi produk : Merek-merek dalam kelas komoditas (rokok, bir, minuman ringan) memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang berbeda. Iklan juga berperan penting jika suatu merek dapat menawarkan manfaat atau cirri fisik yang unik.
Dalam sebuahkajian tentang alokasi anggaran, Low dan Mohr menemukan bahwa para manajer mengalokasikan biaya lebih sedikit untuk iklan ketika merek beralih ke fase yang lebih matang pada daur hidup produk; ketika sebuah merek terdiferensiasikan dengan baik dari persaingan; ketika manajer memiliki pengalaman lebih kecil dengan perusahaan.
Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)
Tujuan iklan harus mengalir dari keputusan-keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, pemosisian pasar, dan program pemasaran. Sehingga tujuan iklan untuk memperoleh konsumen dan pasar akan terlaksana dengan baik.
5 faktor khusus yang harus dipertimbangkan pada saat menetapkan anggaran iklan:
1.Tahap dalam siklus hidup produk : Produk baru biasanya mendapat anggaran iklan yang besar guna membangun kesadaran dan mengupayakan pelanggan agar mencobanya.
2.Pangsa pasar dan basis konsumen : Merek berpangsa pasar tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit pengeluaran iklan, dengan hanya sekian persen dari penjualan, guna mempertahankan pangsanya. Untuk memperbesar pangsa dengan meningkatkan ukuran pasar, diperlukan pengeluaran yang lebih besar. Berdasarkan biaya per impresi, akan lebih murah menjangkau konsumen suatu merek yang sudah digunakan secara luas dari pada untuk menjangkau konsumen merek berpangsa kecil.
3.Persaingan dan gagasan : Dalam pasar yang memiliki sejumlah besar pesaing dan pengeluaran iklan yang tinggi, suatu merek harus diiklankan secara besar-besaran untuk didengar. Bahkan, gangguan yang sederhana pun dari iklan yang tidak langsung bersaing dengan merek tersebut akan menyebabkan kebutuhan iklan yang lebih besar.
4.Frekuensi iklan : Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pesan merek tersebut kepada konsumen mempunyai dampak penting terhadap anggaran iklan.
5.Daya subsitusi produk : Merek-merek dalam kelas komoditas (rokok, bir, minuman ringan) memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang berbeda. Iklan juga berperan penting jika suatu merek dapat menawarkan manfaat atau cirri fisik yang unik.
Dalam sebuahkajian tentang alokasi anggaran, Low dan Mohr menemukan bahwa para manajer mengalokasikan biaya lebih sedikit untuk iklan ketika merek beralih ke fase yang lebih matang pada daur hidup produk; ketika sebuah merek terdiferensiasikan dengan baik dari persaingan; ketika manajer memiliki pengalaman lebih kecil dengan perusahaan.
Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)
BAGAIMANA MELAKUKAN PENJUALAN DI SAAT-SAAT YANG SULIT
Dengan suatu kampanye iklan terbaik dari berbagai merek terkenal di dunia mengetahui banyak tentang apa yang berfungsi dalam masa ekonomi yang baik dan juga buruk. Di sini ada 6 tips, yaitu:
1.Ciptakan kehebohan: Selama saat-saat meledak, tidak ada orang yang dapat didengar karena tertutup keriuhan. Dalam masa-masa yang yang lebih seret, setiap orang akan muncul dengan pesan yang kreatif-dan mendapatkan keuntungan pada para pesaing yang sudah menjadi tenang.
2.Terbukalah: Para pelanggan mencari merek yang dapat dipercaya. Anda harus memberikan kepada orang pengertian tentang siapa Anda sesungguhnya sebagai merek-apa yang Anda yakini atau yang Anda dukung.
3.Percaya pada diri Anda: Jangan menunjukkan iklan pada kelompok-kelompok focus, atau dengan kata lain janganlah sampai meniru apa yang orang lakukan, kalau bisa buatlah yang lebih unik dari pesaing Anda lakukan, dalam hal untuk memperoleh dan menarik pelanggan.
4.Lupakan televise: Karena televise itu mahal dan tidak selalu perlu, karena masih banyak orang yang belum mempunyai televise. Lebih baik memasang iklan dengan menggunakan media yang lebih murah dan mudah dilihat didengar orang, misalnya dengan poster, brosur dan buklet, siaran radio dan dari sisipan kemasan,dll.
5.Bidiklah sekolompok orang: Bidiklah atau jadikanlah strategi dalam suatu acara khusus atau pesta dengan mempromosikan produk anda dalam acara tersebut.
6.Bujuk atau pancinglah mereka ke web: Gunakanlah intrik untuk menarik pelanggan kepada situs web merek-alat pemasaran yang paling efisien.
Dan carilah pelanggan bukan demi keuntungan semata, Artinya berusaha untuk mendapatkan untung tapi tidak terlalu membandingkan dengan pesaing yang mengambil keuntungan besar. Jadi lebih kecil keuntungan yang didapat tapi banyak pelanggan, dari pada besar keuntungan tapi sedikit pelanggan.
Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)
1.Ciptakan kehebohan: Selama saat-saat meledak, tidak ada orang yang dapat didengar karena tertutup keriuhan. Dalam masa-masa yang yang lebih seret, setiap orang akan muncul dengan pesan yang kreatif-dan mendapatkan keuntungan pada para pesaing yang sudah menjadi tenang.
2.Terbukalah: Para pelanggan mencari merek yang dapat dipercaya. Anda harus memberikan kepada orang pengertian tentang siapa Anda sesungguhnya sebagai merek-apa yang Anda yakini atau yang Anda dukung.
3.Percaya pada diri Anda: Jangan menunjukkan iklan pada kelompok-kelompok focus, atau dengan kata lain janganlah sampai meniru apa yang orang lakukan, kalau bisa buatlah yang lebih unik dari pesaing Anda lakukan, dalam hal untuk memperoleh dan menarik pelanggan.
4.Lupakan televise: Karena televise itu mahal dan tidak selalu perlu, karena masih banyak orang yang belum mempunyai televise. Lebih baik memasang iklan dengan menggunakan media yang lebih murah dan mudah dilihat didengar orang, misalnya dengan poster, brosur dan buklet, siaran radio dan dari sisipan kemasan,dll.
5.Bidiklah sekolompok orang: Bidiklah atau jadikanlah strategi dalam suatu acara khusus atau pesta dengan mempromosikan produk anda dalam acara tersebut.
6.Bujuk atau pancinglah mereka ke web: Gunakanlah intrik untuk menarik pelanggan kepada situs web merek-alat pemasaran yang paling efisien.
Dan carilah pelanggan bukan demi keuntungan semata, Artinya berusaha untuk mendapatkan untung tapi tidak terlalu membandingkan dengan pesaing yang mengambil keuntungan besar. Jadi lebih kecil keuntungan yang didapat tapi banyak pelanggan, dari pada besar keuntungan tapi sedikit pelanggan.
Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)
MEMAHAMI DAMPAK IKLAN DAN PROMOSI
Lembaga Sumber daya Informasi (IRI-Information Resources Institute) memberikan satu pengujian yang unik dan mendalam tentang bagaimana iklan berfungsi. IRI meninjau hasil dari 389 studi riset yang dilakukan selama periode tujuh tahun dan menawarkan prinsip-prinsip umum berikut menyangkut iklan dan efektivitas promosi:
1.Bobot iklan sendiri tidak cukup: Kasarnya hanya setengah dari rencana iklan TV yang berbobot memiliki efek yang dapat diukur pada penjualan. Walaupun bila iklan-iklan itu memiliki efek, sering efeknya lebih besar terhadap produk baru atau perluasan lini disbanding pada merek-merek yang mapan.
2.Iklan TV itu lebih mungkin untuk berfungsi bila ada perubahan dalam copy atau strategi media (strategi copy baru atau perluasan pasar sasaran).
3.Bila iklan berhasil dalam meningkatkan penjualan, dampaknya berlangsung melebihi jauh dari periode pengeluaran puncak: Bukti terbaru menunjukkan efek positif jangka panjang yang berlangsung sampai dua tahun setelah pengeluaran puncak. Lagi pula, peningkatan penjualan jangka panjang yang dihasilkan hampir dua kali peningkatan penjualan yang diobservasi dalam tahun pertama kenaikan pengeluaran iklan.
4.Sekitar 20% dari rencana iklan terbayar dalam jangka pendek: Akan tetapi, bila efek jangka panjang dari iklan dipertimbangkan, adalah mungkin bahwa kebanyakan rencana iklan yang menunjukkan efek besar terhadap eksperimen kabel terpisah akan terlunasi.
5.Promosi hampir selalu memiliki dampak yang dapat diukur terhadap penjualan. Akan tetapi, efeknya biasanya sangat singkat.
6.Statistik pelunasan promosi suram: Kasarnya 16 % dari promosi dagang dapat menghasilkan laba. Lagi pula, efek promosi sering berjangka sangat singkat, kecuali produk baru.
7.Statistik tentang pelunasan iklan dan promosi diatas menunjukkan bahwa banyak merek mengeluarkan biaya berlebih di bidang dukungan pemasaran: Banyak kelas pengeluaran dapat dikurangi dengan meningkatkan laba.
8.Pengalokasian dana pemasaran mencakup pencarian terus-menerus terhadap program pemasaran yang menawarkan pendapatan tertinggi dalam dolar pemasaran: Ganti rugi antara iklan dagang, dan promosi konsumen dapat sangat menghasilkan laba bila didasarkan pada system evaluasi yang andal dengan mengukur produktivitas ini pada setiap titik waktu.
9.Tren terkini ke arah pengeluaran promosi tidak baik dilihat dari segi produktivitas pemasaran: Bila kerugian promosi strategik dimasukkan, artinya, kehilangan control atas perdagangan dan pelatihan konsumen untuk membeli hanya pada saat transaksi, masalahnya adalah mendorong dilakukannya evaluasi ulang atas praktek terkini dan system insentif yang bertanggung jawab terhadap tren itu.
Sebuah studi yang dilakukan oleh IRI pada tahun 2004 atas 23 merek mengukuhkan penegasan ini, yang menemukan bahwa iklan sering tidak meningkatkan penjualan untuk merek-merek yang matang atau kategori-kategori yang sedang merosot.
Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)
1.Bobot iklan sendiri tidak cukup: Kasarnya hanya setengah dari rencana iklan TV yang berbobot memiliki efek yang dapat diukur pada penjualan. Walaupun bila iklan-iklan itu memiliki efek, sering efeknya lebih besar terhadap produk baru atau perluasan lini disbanding pada merek-merek yang mapan.
2.Iklan TV itu lebih mungkin untuk berfungsi bila ada perubahan dalam copy atau strategi media (strategi copy baru atau perluasan pasar sasaran).
3.Bila iklan berhasil dalam meningkatkan penjualan, dampaknya berlangsung melebihi jauh dari periode pengeluaran puncak: Bukti terbaru menunjukkan efek positif jangka panjang yang berlangsung sampai dua tahun setelah pengeluaran puncak. Lagi pula, peningkatan penjualan jangka panjang yang dihasilkan hampir dua kali peningkatan penjualan yang diobservasi dalam tahun pertama kenaikan pengeluaran iklan.
4.Sekitar 20% dari rencana iklan terbayar dalam jangka pendek: Akan tetapi, bila efek jangka panjang dari iklan dipertimbangkan, adalah mungkin bahwa kebanyakan rencana iklan yang menunjukkan efek besar terhadap eksperimen kabel terpisah akan terlunasi.
5.Promosi hampir selalu memiliki dampak yang dapat diukur terhadap penjualan. Akan tetapi, efeknya biasanya sangat singkat.
6.Statistik pelunasan promosi suram: Kasarnya 16 % dari promosi dagang dapat menghasilkan laba. Lagi pula, efek promosi sering berjangka sangat singkat, kecuali produk baru.
7.Statistik tentang pelunasan iklan dan promosi diatas menunjukkan bahwa banyak merek mengeluarkan biaya berlebih di bidang dukungan pemasaran: Banyak kelas pengeluaran dapat dikurangi dengan meningkatkan laba.
8.Pengalokasian dana pemasaran mencakup pencarian terus-menerus terhadap program pemasaran yang menawarkan pendapatan tertinggi dalam dolar pemasaran: Ganti rugi antara iklan dagang, dan promosi konsumen dapat sangat menghasilkan laba bila didasarkan pada system evaluasi yang andal dengan mengukur produktivitas ini pada setiap titik waktu.
9.Tren terkini ke arah pengeluaran promosi tidak baik dilihat dari segi produktivitas pemasaran: Bila kerugian promosi strategik dimasukkan, artinya, kehilangan control atas perdagangan dan pelatihan konsumen untuk membeli hanya pada saat transaksi, masalahnya adalah mendorong dilakukannya evaluasi ulang atas praktek terkini dan system insentif yang bertanggung jawab terhadap tren itu.
Sebuah studi yang dilakukan oleh IRI pada tahun 2004 atas 23 merek mengukuhkan penegasan ini, yang menemukan bahwa iklan sering tidak meningkatkan penjualan untuk merek-merek yang matang atau kategori-kategori yang sedang merosot.
Referensi: Philip Kotler dan Kevin Lane Keller – Manajemen Pemasaran (edisi 12 jilid 2)
Langganan:
Postingan (Atom)